Jumat, 10 Agustus 2018

Mencari Hikmah

Hai, Mila. Apa kabar? Semoga bangun tidurmu dalam keadaan tenang dan bahagia.

Bumi ini dipenuhi dengan orang-orang yang patah hati, Mila. Perasaannya dihancurkan, membuat lubang yang kita sebut luka, kemudian dipulihkan kembali oleh waktu yang entah kapan dan pengalaman-pengalaman. Kemudian patah hati lagi. Pulih lagi. Patah hati lagi. Berkali-kali patah hati. Berkali-kali pulih. Hingga muncul imunitas di dalam hati dan menjadi terlatih, meski sebelumnya harus tertatih.

Hidup di bumi ini benar-benar aneh, Mila. Setiap momen perjalanan kehidupan ini pasti saling berkaitan dengan momen lainnya. Ada suatu rencana yang batal dikerjakan dan lantas akhirnya mengerjakan sesuatu yang lain. Kukira karena memang seharusnya begitu. Batalnya mengerjakan sesuatu hanya sebagai penyebab.

Suatu kali aku jalan-jalan ke toko buku yang ada di dalam mall. Kamu tahu namanya. Hanya ada satu mall di kotaku yang ketika hari minggu parkirannya penuh sekali.

Ketika sudah mau pulang karena sudah kelaparan tiba-tiba aku bertemu dengan seseorang yang sebelumnya kami pernah membuat janji untuk bertemu namun gagal. Tapi dalam suatu kesempatan yang tidak direncanakan kami malah bertemu. Sedangkan waktu itu mukaku sudah dalam kondisi yang awut-awutan.

Seminggu kemudian aku ke mall lagi untuk menonton film di bioskop yang ada di sana. Saat film masih separuh perutku terasa lapar sekali. Setelah nonton aku berencana akan makan ayam goreng di restoran amerika. Tetapi ada yang lebih penting, ketika pesan whatsapp masuk dari mamaku yang minta jemput di rumah nini. Aku urungkan niat makan ayam goreng amerika. Dan tanpa aku duga sebelumnya malah bertemu dengan seseorang di eskalator yang kami sudah lama tidak berkomunikasi. Aku turun, sedangkan dia naik. Hai!

Beraneka macam persoalan berebut memenuhi kepala, berharap menjadi yang diprioritaskan. Persoalan ini, persoalan itu, membuat kepala pusing. Mereka tidak mau tahu kalau tidak bisa dibereskan bersama-sama. Tanganku hanya ada sepasang, kanan dan kiri. Iya sih ada dua puluh pasang lagi, di dalam khayalanku.

Perasaan datang silih berganti. Hidup tidak melulu soal senang. Ada kalanya menjadi sedih. Dan sedih tidak selamanya. Kadang bisa juga marah. Dan manusiawi bila ketiak basah setelah beraktifitas.

Pada akhirnya, dalam upaya penerimaan, aku mencari di mana hikmah. Kamu tahu di mana hikmah bersembunyi, Mila? Besok, akan menjadi hari yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar-komentar