tag:blogger.com,1999:blog-55618051156241440692024-03-29T11:28:17.714+08:00Maulana Usaid<center>Menulis adalah caraku menyimpan ingatan dan membacanya lagi di masa akan datang yang entah kapan adalah membuatnya menjadi kenangan.</center>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.comBlogger197125tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-26301919974584837872024-03-18T16:52:00.010+08:002024-03-18T18:56:29.745+08:00Menjawab Telepon<p>Bila pernah menelpon saya, baik lewat telepon biasa atau lewat whatsapp, tentu tahu bagaimana saya menjawab telepon. Saya akan menjawab dengan 'halo' atau 'moshi-moshi'. Saya tidak menjawab telepon dengan mengucapkan salam: Assalamualaikum. </p><p>Sebelum tahun 2021, apabila menjawab telepon saya akan menjawab dengan 'halo assalamualaikum'. Biasanya akan terjadi tabrakan salam. Karena yang menelepon saya juga memberi salam: halo assalamualaikum. Lalu kami sama-sama menjawab salam. </p><p>Ketika tahun 2021, tepatnya bulan Juni, kebiasaan saya dalam menjawab telepon berubah. Pada bulan itu saya mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Manajemen Perkantoran. Salah satu pelajaran yang diberikan dalam diklat tersebut adalah tentang tata krama dalam lingkungan kantor. </p><p>Ada beberapa sikap yang diajarkan, di antara yang saya ingat adalah: bagaimana cara duduk, bagaimana cara masuk ke ruangan atasan, dan bagaimana cara menelepon dan menjawab telepon. </p><p>Proses menelepon dan menjawab sama seperti bertamu ke rumah orang lain, kata mentor yang saya lupa siapa nama beliau tetapi saya ingat bahwa beliau perempuan. Ketika bertamu, sudah sewajarnya kita mengucapkan salam kepada tuan rumah. Namun bila kita sebagai tuan rumah lantas memberi salam ketika membukakan pintu adalah sesuatu yang aneh. </p><p>Saya berpikir lalu menyetujuinya. Sejak saat itu saya mulai membiasakan tidak memberi salam ketika menjawab telepon. Itu bukan tugas saya. Tugas saya menjawab salam: Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Kemudian bertanya, iya ada apa? </p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-63423126826770390532024-03-14T22:21:00.005+08:002024-03-14T22:21:23.210+08:00Rekomendasi Surah<p>Puasa hari pertama senin lalu dilalui dengan lancar, alhamdulillah. Sore ketika bangun tidur, Salman meracau: Minuh.. Minuh.. Saya dan Emma mengernyitkan dahi. </p><p>Minuh apa, tanya kami kepada Salman. Minuh katanya lagi sambil menunjuk rak buku. Minuh apa? Salman bangkit dari kasur dan menarik tangan saya menuju buku yang ada di rak. </p><p>Oh, ini cerita Nabi Muhammad, kata saya. Akhirnya kami paham maksud Salman: Nabi Nuh. Dia ingin diceritakan kisah Nabi Nuh. Lantas saya mengambil buku Baby Stories Book 25 Nabi & Rasul untuk kemudian dibaca bersama Salman. </p><p>Malamnya saya salat tarawih di Masjid Al Amin. Saya mengingat dan menghafal surah apa saja yang dibaca imam di tiap rakaat salat. Dalam hal ini salat tarawih 11 rakaat, dengan formasi 4-4-3.</p><p>Pada 4 rakaat pertama imam membaca surah: Ad-Duha - Al-Insyirah - At-Tin - Al-Zalzalah. </p><p>Pada 4 rakaat kedua: Al-'Adiyat - Al-Qari'ah - Al-'Asr - An-Nasr. </p><p>Pada 3 rakaat witir: Al-A'la - Al-Kafirun - Al-Ikhlas. </p><p>Bila nanti berada dalam suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk bisa ikut salat tarawih berjamaah di masjid atau musala, variasi surah-surah tersebut bisa dijadikan pilihan. Namun bila mau membaca surah lain tidak apa-apa juga.</p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-88799066789320715602024-03-11T10:50:00.000+08:002024-03-11T10:50:04.405+08:00Puasa Hari Pertama<p><span style="font-family: Google Sans;"><span style="font-size: 21.3333px; white-space-collapse: preserve;">Hari ini kami sekeluarga mulai berpuasa, kecuali Salman. Karena Salman masih belum mengerti kewajiban berpuasa bagi orang beriman. Umurnya masih 2 tahun kurang 17 hari. </span></span></p><p><span style="font-family: Google Sans;"><span style="font-size: 21.3333px; white-space-collapse: preserve;">Malam sebelumnya saya salat tarawih di Masjid Al Ummah. Ini pertama kalinya bagi saya. Biasanya di Masjid Al Amin atau Musala Al Ikhlash. </span></span></p><p><span style="font-family: Google Sans;"><span style="font-size: 21.3333px; white-space-collapse: preserve;">Di Al Ummah tarawihnya 11 rakaat: 4 rakaat lalu salam, 4 rakaat lalu salam, 3 rakaat witir lalu salam. Setelah salat isya ada ceramah dulu sebentar. Pesan dari Pak Ustaz, di bulan ramadan perbanyak membaca Al-Qur'an dan perbanyak memahami isi Al-Qur'an. </span></span></p><p><span style="font-family: Google Sans;"><span style="font-size: 21.3333px; white-space-collapse: preserve;">Harapan saya bulan puasa tahun ini ada tiga: ada waktu untuk membaca Al-Qur'an paling tidak sekali sehari, bisa mengerjakan salat sunnah rawatib, dan banyak membaca buku agama. </span></span></p><p><span style="font-family: Google Sans;"><span style="font-size: 21.3333px; white-space-collapse: preserve;">Untuk membaca buku agama, sepertinya dimulai dari buku The Journey of Rasulullah 350+ Episode Sirah Nabi ﷺ. Terbitan dari Ahlan Pustaka Umat (Anggota IKAPI). Sebuah ensiklopedia yang menceritakan hidup Rasulullah yang dikemas menarik, disertai ilustrasi, dan penuh warna. </span></span></p><p><span style="font-family: Google Sans;"><span style="font-size: 21.3333px; white-space-collapse: preserve;">Subuh tadi kami dibangunkan oleh alarm ponsel. Masih belum ada orang bagarakan sahur. Tepat ketika saya menyelesaikan sahur waktu subuh tiba. Puasa pertama dimulai. </span></span></p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-62551681374626942052024-02-02T23:54:00.003+08:002024-02-02T23:54:25.493+08:00Melenguh Mengeluh<p>Bus BRT yang saya tumpangi berhenti di depan Halte BRT Masjid Hajjah Nuriyah, Banjarbaru. Saya turun lalu duduk di bangku halte. </p><p>Hujan masih turun tetapi tidak terlalu lebat. Saya keluarkan bakpao mutiara isi kacang tanah dari dalam tas. Sisa sore semalam. Sudah saya panaskan setelah mandi. </p><p>Waktu saya makan bakpaonya sudah dingin lagi. Tidak apa-apa. Karena masih lapar, saya keluarkan lagi 1 bakpao yang masih tersisa. Isinya cokelat dan sudah dingin. Saya makan sambil memperhatikan kendaraan lalu lalang. </p><p>Saya keluarkan lagi sebotol air mineral 200 ml dari tas. Saya habiskan sebanyak kira-kira 110 ml sekadar untuk membasuh mulut setelah makan bakpao. Hujan belum juga reda. </p><p>Saya keluarkan lagi buku yang saya baca sepanjang perjalanan bus. Buku Kapan Nanti karya Ziggy. Membaca buku di halte bus adalah pengalaman baru bagi saya. Ternyata seru juga membaca buku dengan kendaraan lalu lalang sebagai suara latar. </p><p>Kaum sapi suka melenguh, kata buku Kapan Nanti halaman 107. Kaum manusia suka mengeluh, kata saya dalam hati karena teringat dengan ayat ke-19 surah Al Ma'arij. Allah berfirman: "Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh." </p><p>"Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah," terjemahan ayat lanjutannya, yaitu ayat ke-20. </p><p>Namun ada pengecualian pada ayat ke-22, Allah berfirman: "kecuali orang-orang yang melaksanakan sholat."</p><p>Ketika saya selesai membaca Kapan Nanti hujan masih saja turun. Saya melamun sebentar. Kemudian memesan Gocar dengan tujuan ke tempat kerja. Ongkosnya 25.500 rupiah. Ketika mengobrol dengan sopir Gocar, saya baru tahu bahwa ongkos yang diterimanya kurang dari itu karena dapat potongan. Hmm. Hmm. Hmm.</p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-58296584729471451542024-01-29T20:04:00.008+08:002024-01-29T20:09:50.350+08:00Sehari Bersama Kucing<p>Pagi hari ini ketika mau berangkat kerja saya dikejutkan dengan benda berbau busuk di pelataran rumah. Benda yang saya maksud adalah tahi kucing. Kalau tahi cecak dan tahi burung sudah biasa. Kalau tahi kucing baru kali ini. </p><p>Di tempat kerja, menjelang siang saya kirim foto kucing sedang tidur di atas kursi saya ke whatsapp istri saya. Saya ketik di takarir gambar (caption): kada kawa duduk di kursi aku nah. Terjemahan bahasa Indonesianya: Enggak bisa duduk di kursi aku nih. </p><p>Hahaha, dari pagi bermasalah dengan kucing, kata Emma. </p><p>Siang nanti ada apa lagi, kata saya seakan menunggu kejutan selanjutnya. </p><p>Setelah itu saya lupa dengan kejadian apes bertema kucing yang sudah dialami. Siang tidak terjadi apa-apa. Sorenya sepulang kerja saya singgah ke rumah orang tua saya bersilaturahmi sebentar. </p><p>Pukul 6 lewat 10 menit abah dan mama saya mau buka puasa senin ke masjid, sedangkan saya mau pulang sekalian mengantarkan keponakan saya si Eca pulang ke rumahnya. Rumahnya satu arah dengan saya. </p><p>Sesampainya di depan rumah Eca saya bilang, Om langsung saja. Saya putar balik kiri sambil mengobrol dengan Abah Aca, tetangga seberang rumah Eca. Baru setengah putaran saya menunduk. Sungguh miris hati saya tatkala melihat sepatu kanan saya terinjak benda benyek berbau busuk kemasam-masaman alias tahi kucing. </p><p>Ternyata apa yang saya tunggu di siang hari bukannya tidak jadi, melainkan diundur ke senja hari menjelang magrib. Malam ini semoga saya baik-baik saja. Amin. </p><p>@30haribercerita #30haribercerita #30hbc2429</p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-67414394417628717952024-01-25T21:30:00.007+08:002024-01-25T21:30:38.815+08:00Budi Booker T<p>Ini kisah tentang Budi. Budi seorang lelaki. Lelaki yang bernama pendek, hanya Budi. </p><p>Pada suatu malam Budi merasa bosan hanya memiliki nama Budi. Dia ingin memiliki nama yang lebih panjang. Paling tidak dua kata. </p><p>Budi menyalakan tv. Tv menampilkan saluran RCTI yang menyiarkan tayangan SmackDown karena malam itu adalah malam sabtu. Pertandingan gulat antara Booker T melawan Kurt Angel. </p><p>Perasaan Budi mendadak senang. SmackDown adalah tontonan favoritnya. Apalagi di akhir pertandingan, pegulat favoritnya Booker T berhasil mengalahkan Kurt Angel. Perasaan senang Budi menjadi berlapis. </p><p>Untuk merayakan sekaligus mengenang momen kemenangan pegulat favoritnya, Budi menambahkan Booker T di belakang namanya. Sekarang namanya menjadi Budi Booker T. </p><p>Budi Booker T, nama baru Budi yang pelafalannya terdengar seperti Budi Pekerti. Sebuah mata pelajaran yang pernah ada dalam pendidikan Indonesia pada masa Orde Baru akhir 1960an hingga pertengahan 1980an. Mata pelajaran tersebut mengajarkan soal agama dan akhlak mulia serta kewarganegaraan dan kepribadian di sekolah-sekolah. </p><p>Tahun 2023 lalu, Budi Pekerti menjadi nama film yang disutradarai dan ditulis oleh Wregas Bhanuteja. Para pemainnya adalah Sha Ine Febriyanti, Dwi Sasono, Angga Yunanda, Prilly Latuconsina dan artis lainnya. </p><p>Begitulah sekelumit kisah seorang Budi yang menjelma jadi Budi Booker T. </p><p>#30haribercerita #30hbc2425 @30haribercerita</p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-67779342837657753622024-01-24T14:57:00.004+08:002024-01-24T14:57:54.112+08:00Budi dan Ani<p>Sepulang sekolah, Budi bermain tajos sambil jotos-jotosan di Ruang Terbuka Hijau. Dia merasa dicurangi oleh kawannya, Ali. </p><p>Budi mendominasi pertarungan. Jurus-jurus wing chun yang diajarkan Donnie Yen dikeluarkannya. Sebuah keuntungan Budi senang menonton film Ip Man berulang-ulang. Budi menang telak dengan poin 9 - 2.</p><p>Selesai bertarung Budi mengulurkan tangan yang disambut Ali sambil bangkit. Mereka tertawa. Budi dan Ali lalu duduk sambil minum es limun dalam plastik. Masing-masing ujung kanan, kiri, dan tengah plastik mereka tarik, sehingga seolah-olah membentuk kaki dan alat kelamin laki-laki. Budi dan Ali berencana besok akan membuat sabun batang dari pelajaran Kertangkes di sekolahan. </p><p>Mereka berpisah. Budi pulang menemui Ani. Ani bertanya kepada Budi, siapa yang akan membukanya? </p><p>"Aku saja!" seru Budi. </p><p>Budi membuka pintu rahasia. Budi dan Ani menemukan remot tv. Betapa leganya mereka, remot tv yang hilang telah kembali. Setelah mencari ke mana-mana, salah satunya mencari di google, akhirnya remot tv ditemukan di balik pintu rahasia yang di atasnya tertulis STAFF ONLY. </p><p>Budi dan Ani tidak lagi beranjak dari tempat duduknya untuk mengganti saluran dengan menekan tombol di tv. Atau menekan tombol dengan kaki bila nonton tv sambil rebahan. Tenaga mereka jadi lebih hemat dengan remot di tangan, hari itu jadi hari paling bahagia. </p><p>#30hbc24mengarang #30haribercerita #30hbc2424 @30haribercerita</p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-40323430218669054142024-01-23T13:50:00.003+08:002024-01-23T13:51:14.542+08:00Membaca Kapan Nanti<p>Kapan Nanti. Judul bukunya simpel. Namun bagi saya isi ceritanya sulit dimengerti. Tidak seperti buku Ziggy sebelumnya yang pernah saya baca: Kita Pergi Hari Ini dan Di Tanah Lada, buku ini sungguh sulit saya visualisasikan di kepala ketika membaca ceritanya. Ditambah lagi beberapa nama tokoh yang tidak familiar seperti Zabka, Georgette, dan Koresha. </p><p>Saya mengasihani diri sendiri karena tidak bisa memahami imajinasi ceritanya. Kendati demikian, hari ini saya mulai membacanya lagi setelah lama saya tinggalkan. Saya berniat untuk menyelesaikannya. Tersisa separo dari buku tipis 133 halaman ini.</p><p>Sebenarnya tidak apa-apa juga kalau tidak saya lanjutkan. Saya bisa membaca buku lainnya yang sudah menunggu di timbunan. Entah kenapa saya merasa harus menyelesaikannya, selain karena penasaran bagaimana kisah akhirnya. Saya masih berprasangka baik, barangkali di seperempat terakhir saya akan memahami dan menikmati buku cerita berlatar pojok ruang cuci ini. </p><p>#30hbc2423 #30haribercerita @30haribercerita</p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-55044614440685404442024-01-16T23:14:00.000+08:002024-01-16T23:14:01.355+08:00Wajah yang Saya Lihat<p>Anak saya si Salman tidurnya tidak bisa diam, berguling ke sana ke mari, kalau dalam bahasa Banjar: usik banar. Malam ini, yang awalnya di tengah kasur, dia berguling sampai tepi kasur. </p><p>Saya berjaga di sampingnya, di lantai, sambil membuang ingus dari hidung yang mampet dengan tisu. Kira-kira seperempat jam dalam posisi di tepi kasur, Salman berguling lagi ke udara. Dengan sigap saya menahannya dan menaruhnya kembali ke tepi kasur sambil tertawa tanpa suara. </p><p>Selesai membersihkan hidung, saya pindahkan Salman ke tengah kasur lalu berbaring di sebelah kanannya. Ketika menghadap ke kiri terlihatlah oleh saya Salman yang tidur menghadap ke kanan. </p><p>Seketika saya berpikir, betapa sedikitnya saya melihat wajahnya hari ini. Saya malah lebih banyak melihat wajah orang-orang yang beririsan dengan pekerjaan saya. </p><p>Saya juga lebih banyak melihat layar komputer ketimbang wajah Salman. Layar ponsel yang paling banyak saya lihat hari ini, bahkan setiap hari. </p><p>Jadi, saya putuskan untuk memandangi dulu orang yang 'tidak terasa kian besar saja' ini cukup lama hingga memejamkan mata. Kemudian membaca: Bismika allahumma ahya wabismika amut. </p><p> @30haribercerita #30haribercerita #30hbc2416</p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-54504936665607726112024-01-14T20:35:00.002+08:002024-01-14T20:35:13.414+08:00Tas Raib<p>Bagaimana kah rasanya bila kehilangan tas ransel berisi dompet dan flashdisk? Pertama dompet, berisi uang yang tidak seberapa banyaknya tetapi ada berbagai macam kartu: kartu atm, ktp, sim c, sim a, bpjs dan kartu lainnya. Kedua flashdisk, berisi banyak sekali file-file kerjaan dan tidak punya back-upnya. Tentu saja rasanya hancur. </p><p>Kejadian ini waktu saya duduk-duduk di halaman depan sekolahan SMP. Halamannya lumayan luas, seluas rumah subsidi tipe 36. Saya makan bakso sambil memandangi alam di sebelah kiri sekolahan. Tas saya taruh di bawah. </p><p>Perlahan tapi pasti orang lain berdatangan dan duduk-duduk di halaman depan sekolahan SMP. Ada yang sambil memandangi alam di sebelah kiri sekolahan seperti saya. Ada juga yang memilih untuk berkegiatan lain. Beberapa yang membawa tas menaruhnya di samping tas saya. </p><p>Saking terpananya dengan alam di sebelah kiri sekolahan, saya baru menyadari bahwa tas ransel saya sudah tidak ada lagi di tempatnya ketika ingin pulang. Kebingungan dan perasaan-perasaan negatif lainnya mendadak muncul. Saya periksa lagi deretan tas yang masih berada di bawah. Berharap tas ransel biru punya saya masih ada. Sayangnya tas saya benar-benar raib. </p><p>Di tengah kebingungan, ada seorang bapak berambut gondrong tidak pakai baju menghampiri saya. Saya tadi melihat ada orang pakai tas biru, info dari si Bapak. Kok dia bisa tahu tas saya warna biru? tanya saya dalam hati. </p><p>"Ayo ikut saya," ajak si Bapak. </p><p>Tanpa pikir panjang saya langsung mengikutinya. Kami pun tiba di depan rumah petak atau bedakan yang di depan pintunya terpasang bidai. </p><p>Harapan saya semakin besar tatkala tuan rumah mempersilakan kami masuk. Dari perbincangan yang perhatikan antara si Bapak dengan tuan rumah saya kira mereka memiliki hubungan keluarga. </p><p>Kami semua duduk di lantai. Saya melihat di samping tuan rumah ada tas ransel berwarna biru. </p><p>"Apakah tasmu yang itu?" tanya si Bapak. </p><p>Harapan saya sudah pupus sejak melihat tas itu. Warnanya memang biru tetapi bukan tas saya. </p><p>Tiba-tiba saya kelebet ingin pipis. Saya terbangun dari tidur lalu pergi ke toilet. Seiring dengan mengalirnya air pipis ke lubang kloset, saya merasa lega. </p><p>@30haribercerita #30hbc2414</p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-8714667284022430982024-01-14T20:33:00.003+08:002024-01-14T20:33:28.363+08:00Denah Virtual Jadul<p>Dua malam yang lalu saya ingin mencari tulisan lama di blog saya. Alih-alih menemukan tulisan yang dicari, saya malah mendapati tulisan tertanggal 4 Agustus 2013 yang menarik minat saya untuk berhenti men-scrooll ke bawah lalu membacanya. Tulisan itu berjudul: Portfolio - Denah Virtual Poliban 2013 Beta. </p><p>Tulisan tentang Proyek Tugas Akhir bersama Gusti dan dua teman lainnya. Proyek pengembangan dari tugas akhir senior. </p><p>Membaca kembali tulisan saya sepuluh tahun yang lalu membuat saya tersenyum. Betapa biasa dan jadulnya tampilan antarmuka aplikasi buatan kami. Padahal dulu saya merasa bangga karena bisa menyelesaikan Proyek Tugas Akhir tersebut. Gusti pun mengungkapkan pendapat serupa ketika dia mengomentari story saya yang berisi foto kami berdua dan tampilan antarmuka Denah Virtual Poliban 2013 Beta. </p><p>Perasaan bangga bertambah tatkala Denah Virtual Poliban 2013 Beta terpasang di website resmi Poliban. Sayangnya ini tidak terdokumentasikan oleh saya. </p><p>Sebelum Gusti, istrinya lebih dulu mengomentari story saya. Seperti kenal dengan denahnya, katanya. </p><p>"Kirain kenal sama yang angkat kaki," balas saya. </p><p>Kemudian pembicaraan kami lanjut ke Flashdisk Legend. Flashdisk dengan gantungan SpongeBob ini memiliki nilai sejarah yang penting bagi Najwa dan Gusti. Barangkali nanti akan ada tulisan cerita tentang Flashdisk Legend ini di akun instagram Najwa, siapa tahu. Kalau di akun Gusti, sepertinya tidak mungkin. </p><p>@30haribercerita #30hbc2412</p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-38387427809092329892024-01-08T22:19:00.008+08:002024-01-08T22:19:47.659+08:00Jasa Menyampul Buku<p>Hampir semua buku koleksi saya bersampul plastik. Saya sampul begitu supaya bagus, rapi, dan awet. </p><p>Keterampilan menyampul buku saya dapatkan dari abah. Waktu SD saya sering memperhatikan beliau menyampul buku dengan plastik. </p><p>Meski tidak diajari secara langsung, tetapi saya jadi bisa. Karena terlalu sering melihat bagaimana abah menggunting plastik, lalu menaruh buku di atas plastik, melipat ujungnya, menggunting sedikit bagian tengah atas dan bawah lalu melipatnya. Kemudian memplesternya dengan isolasi bening. </p><p>Menyampuli buku dengan plastik adalah pekerjaan yang menyenangkan. Saya menikmati momen saat mengerjakannya. Memuaskan rasanya saat buku selesai disampuli. </p><p>Saya juga senang menyampuli buku teman yang saya pinjam. Ini saya lakukan sebagai tanda terima kasih karena telah dipinjamkan buku dan menjadi kebiasaan. </p><p>Saya pernah terpikir dan bertanya kepada diri sendiri, apakah menyampuli buku bisa menghasilkan uang, misalnya dengan mengumumkan 'Jasa Menyampul Buku'? Sampai sekarang saya tidak tahu jawabannya karena saya tidak pernah mengumumkannya. </p><p>@30haribercerita #30hbc2408</p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-7724228470684368572024-01-04T22:12:00.000+08:002024-01-04T22:12:25.210+08:00Bendera Kematian<p>Kemarin sewaktu perjalanan pulang kerja saya melihat bendera hijau terkulai kira-kira 25 meter di arah depan. Refleks, saya mengucap innalillah dan seketika menghentikan ucapan ketika benderanya berkibar ditiup angin. Nampaklah oleh saya logo partai di bendera tersebut. Saya tersenyum lalu tertawa.</p><p>Mulut kadang bertindak lebih cepat daripada pikiran. Belum sempat mencerna dengan benar apa yang dilihat mata, mulut sudah buru-buru mengeluarkan kata-kata. Seperti ketika membaca teks panjang dengan nyaring lalu mengucap kata dengan salah. Saya kira itu juga karena mulut terburu-buru mengucap.</p><p>Pikiran juga kadang terburu-buru dalam berprasangka. Hanya dengan bermodal sedikit informasi sudah bisa menyimpulkan apa yang terlihat. Kemudian datang informasi baru yang akan mengubah sudut pandang 180 derajat. Dari situlah saya ingat bahwa warna hijau tidak hanya punya bendera kematian. </p><p>@30haribercerita #30hbc2404 #30haribercerita</p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-60471008979408559242024-01-04T22:09:00.001+08:002024-01-04T22:09:26.258+08:00Sesuatu dalam Kenangan<p>Sesuatu yang sudah tertinggal di masa lalu akan menjadi kenangan. Kenangan tanpa huruf n di belakang akan menjadi kenanga. Bunga berwarna kuning berbau harum. Nama latinnya Cananga odorata. </p><p>Bila ditanggalkan lagi huruf a di belakang akan menjadi kata kerja yang berarti membangkitkan lagi dalam ingatan; mengingat-mengingat. </p><p>Bila dihapus lagi huruf g di belakang akan menjadi kata yang berarti merasa senang (suka, sudi, setuju). </p><p>Bila dihilangkan lagi huruf n di belakang akan menjadi kata yang berarti bersentuhan; tepat pada sasarannya. Atau dalam bahasa Banjar kena berarti nanti. </p><p>Bila ditiadakan lagi huruf a di belakang akan menjadi kata yang berarti sebutan untuk anak laki-laki dan anak perempuan. Contohnya adalah Ken Arok dan Ken Dedes. </p><p>Bila dilepaskan lagi huruf n di belakang akan menjadi kata depan untuk menandai arah atau tujuan. </p><p>Bila dibuang lagi huruf e di belakang akan tersisa k, huruf ke-11 abjad Indonesia. </p><p>Saya pun baru menyadarinya, betapa dalam satu kenangan menyimpan berbagai macam sesuatu. </p><p>@30haribercerita #30hbc2403 #30haribercerita</p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-29768727364283270772024-01-03T09:38:00.003+08:002024-01-04T08:34:13.318+08:00Ketidakberuntungan<p>Pulang kerja berhujan sore hari ini mengingatkan saya dengan kamis pekan lalu. Terkadang ketidakberuntungan bisa datang tiba-tiba. Di mana pun ia bisa datang, bahkan ketika berada di masjid. </p><p>Sepulang kerja hujan turun. Berawal dari gerimis, lama-lama menjadi deras. Belum salat asar membuat saya memutuskan singgah di masjid Al Furqan untuk mendirikan salat asar dengan kondisi baju sudah agak kuyup. </p><p>Hujan belum juga reda, selepas salat asar saya putuskan untuk duduk dulu di pelataran masjid. Saat asyik memainkan handphone tiba-tiba ada yang jatuh di kaki saya dekat tumit. Malang tak dapat ditolak, ternyata kaki saya kejatuhan tahi cecak. </p><p>Seakan tersinggung, saya segera tancap gas pulang meski hujan masih berlangsung, setelah sebelumnya saya buang dulu tahi cecaknya lalu cuci kaki di kran tempat wudu. </p><p style="text-align: center;">***</p><p>Gas motor melemah membuyarkan lamunan saya. Astaga, saya lupa mengisi bensin. Di ujung jalan pertigaan motor saya mati. Mau tidak mau saya lanjutkan perjalanan sambil mendorong motor. </p><p>Anehnya tidak ada rasa kesal waktu itu. Biasa saja. Tidak tahu kenapa, malah ada secuil rasa senang. Mungkin karena mendorong motor sambil diguyur air rahmat. </p><p>Setelah melewati jembatan tinggi saya mampir sebentar di atm lalu lanjut jalan belok kiri ketika mendapati perempatan. Baru kira-kira tujuh langkah ada yang menegur saya. </p><p>"Mau saya bantu dorongin kah, Pak?"</p><p>Saya segera menolah ke kanan. Oh Boyo, batin saya, tatkala melihat jaket hitamnya. Benar-benar mirip dengan jaket teman saya, Hasri Boyo. Oh bukan, batin saya lagi, sewaktu melihat wajah lelaki itu. </p><p>"Habis bensin ya, Pak?" tanyanya lagi. </p><p>"Inggih."</p><p>"Saya dorongin ya."</p><p>"Bisa!" </p><p>Tanpa perlu berpikir lagi saya terima tawarannya dan langsung menaiki motor. Kami saling membantu. Dia membantu saya supaya tidak capek berjalan mendorong motor dan saya membantu dia mewujudkan keinginan berbuat baik. </p><p>"Di depan sana ada. Terima kasih, pak!" </p><p>"Inggih, sama-sama!"</p><p>Dia telah pergi dengan motornya, meninggalkan saya yang mau isi pertalite 2 botol seharga dua puluh empat ribu rupiah. </p><p>@30haribercerita #30hbc2402 ini seharusnya semalam, tetapi belum selesai menuliskannya saya tertidur.</p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-14098884604893153202024-01-01T12:56:00.001+08:002024-01-01T12:56:49.369+08:00Penutup 2023<p>Tahun 2023 sudah berakhir. Saya gagal menulis enam hari berturut-turut di enam hari terakhir tahun 2023.</p><p>Saya memulainya pada tanggal 26 Desember 2023 setelah membaca tulisan Pak Ivan Lanin berjudul 365 Hari Menulis di ivanlanin.medium.com. Tiga hari pertama perjalanan menulis saya lancar, tetapi hari keempat, kelima, dan keenam saya gagal membuat tulisan. </p><p>Ternyata rutin menulis setiap hari masih suatu urusan yang tidak gampang bagi saya. Sekarang saya malah ikut program 30 Hari Bercerita dari #30haribercerita, yang jangka waktunya lebih lama, yaitu menulis selama 30 hari berturut-turut dari awal Januari. </p><p>Rasa-rasanya awal mula saya ikut 30 Hari Bercerita pada tahun 2018. Kalau tidak salah karena melihat tulisan teman saya Nova yang menyebut @30haribercerita, lalu saya terpancing untuk turut serta. Sejak saat itu saya ketagihan untuk ikut terus setiap tahun, meski kadang ada hari di mana saya tidak ada cerita. </p><p>Jadi begitulah, 2023 saya tutup dengan kegagalan menulis enam hari berturut-turut.</p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-18385710726193975272023-12-28T21:18:00.001+08:002023-12-28T21:18:21.043+08:00James dan Alyssa<p><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; white-space-collapse: preserve;">"Aneh sekali. Kita kerap tak sadar momen penting dalam hidup saat sedang terjadi. Kita sadar itu penting saat mengingatnya kembali." </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Itu tadi perkataan Alyssa pada Musim 1 Episode 4, serial The End of The F***ng World. Saya sedang menontonnya di Netflix. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Sudah lama saya ingin menontonnya sejak pertama kali rilis tahun 2018 di Netflix. Tengah malam tadi saya menonton siaran langsung Bang Ferry Irwandi di instagram dan melihat ada poster film The End of The F***ng World di dindingnya. Karena itulah saya mulai menonton episode pertama di dalam bus saat perjalanan menuju ke tempat kerja. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kalau nanti saya menyarankan nonton serial kepada seseorang, dalam saran saya pasti ada serial ini. Serial yang bercerita tentang remaja bernama James yang menganggap dirinya psikopat. Dia senang membunuh hewan sampai akhirnya bosan, lalu berkeinginan membunuh manusia. Kemudian dia tertarik untuk membunuh teman sekelasnya bernama Alyssa yang seorang sosiopat dan pemberontak. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Mereka berdua memiliki ketertarikan satu sama lain. Alyssa mengajak James bertualang bersama, melarikan diri dari rumah dan kehidupan yang kacau. James menyetujuinya karena berniat untuk mendapatkan kesempatan membunuh Alyssa. Setelah itu, kejadian-kejadian apes menimpa mereka. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Benar sekali apa yang diucapkan Alyssa, saya sepakat. Mungkin itulah salah satu alasan saya senang bercerita melalui tulisan. Saya ingin merekam dan menyimpan momen ke dalam foto, video, dan tulisan. Karena pada momen yang biasa sekali pun akan menjadi indah ketika dikenang nanti.</span></p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-63049207471841125802023-12-27T19:55:00.001+08:002023-12-27T20:30:17.999+08:00Rapor Pertama<p><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; white-space-collapse: preserve;">Jumat lalu Salman bagi rapor alias laporan hasil perkembangan anak. Itu adalah rapor pertamanya. Terasa aneh dan lucu bagi saya. Baru umur setahunan sudah menerima rapor. Kecil-kecil punya rapor. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Alhamdulillah berdasarkan laporan yang disampaikan ibu guru ke Emma hasilnya bagus-bagus saja: di antaranya bila diajak baca doa dia mengangkat tangan dan duduk memperhatikan bila ibu guru sedang menerangkan sesuatu. Kecuali satu, dia punya rival berebut mainan. Ketika berebut mainan Salman akan melengking dan suara teriakannya yang paling keras. Di rumah pun begitu, dia berebut mainan dengan sepupunya. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kata video parenting yang saya tonton di reels, anak yang tidak mau meminjamkan mainan kepunyaannya adalah wajar dan baik. Itu tanda dia sedang mempertahankan haknya dan membuatnya terhindar dari korban perundungan di kemudian hari. Selanjutnya, saya dan Emma perlahan memberinya pemahaman tentang berbagi. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Selain rapor, Salman juga menerima amplop cokelat berisi hasil karyanya mewarnai gambar. Ada gambar singa, mangga, pulau kalimantan, ikan, dan lain-lain. Semuanya ada sebelas. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Pewarnaan gambarnya masih semaunya dan berantakan. Favorit saya ada dua gambar. Pertama, gambar ikan, karena berwarna-warni. Kedua, gambar singa, karena warnanya biru. </span></p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-37231275654032163972023-12-26T20:08:00.002+08:002023-12-26T20:08:23.747+08:00Buku CBSA<p><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; white-space-collapse: preserve;">Akhirnya saya memilikinya kembali, buku CBSA, Cerita Bodor Siswa Aktif karya Sonny Sonata. Buku yang pernah saya beli semasa SMA atau kuliah D3 dulu. Waktu itu, CBSA adalah buku paling kocak menurut saya, selain buku Kambing Jantan. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Suatu ketika CBSA hilang. Teman saya meminjamnya. Saya lupa siapa yang meminjam, tapi tidak benar-benar lupa. Dengan ingatan samar-samar, saya tanyai teman yang rasa-rasanya dia yang meminjam. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">"Tidak ada," jawabnya. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Sejak saat itu hingga saya ceritakan hari ini buku itu tidak pernah dikembalikan ke saya. Saya pun masih lupa siapa yang meminjamnya dan tidak mengingat-ingat lagi bahwa pernah memilikinya. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Malam Ahad lalu saya, Emma, dan Salman jalan-jalan ke toko perlengkapan bayi dan anak-anak di Jalan S Parman; masjid, tempat odong-odong, dan toko pakaian di Jalan Belitung; toko makanan beku di Jalan Flamboyan; dan toko buku di Jalan Veteran. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Di pelataran toko buku ada buku-buku yang dijual murah. Lima ribu untuk harga komik, dan sepuluh ribu untuk harga buku lainnya. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kami memeriksa satu per satu buku yang mencurigakan, berharap akan menemukan buku cerita anak-anak di tengah tumpukan buku yang tidak beraturan di atas meja pajang. Semua meja kami datangi, tidak ada satu pun buku anak-anak kami temukan. Namun saya malah menemukan buku CBSA di tumpukan paling bawah. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Seakan menemukan harta karun, saya segera mengambilnya untuk ditebus di meja kasir. Saya akan membacanya lagi seperti pertama kali membacanya karena sudah lupa dengan semua isinya. Entah sekarang saya akan terpingkal seperti dulu atau tidak. </span></p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-51604174199755728092023-12-17T01:06:00.000+08:002023-12-17T01:06:01.199+08:00Merapikan Rak Buku<p>Sudah lama sekali saya ingin melakukannya, yaitu merapikan rak buku. Alhamdulillah, akhirnya rak buku saya kembali rapi setelah seribu tahun acakadut. </p><p>Merapikan kembali rak buku yang berantakan merupakan pekerjaan yang menyenangkan. Meski sedikit melelahkan tetapi karena menyenangkan, rasa lelah jadi tidak terasa. </p><p>Perasaan senang akan bertambah bila rak buku sudah selesai dirapikan. Seperti ada perasaan takjub juga turut serta tatkala memperhatikannya. </p><p>Bila sedikit lebih lama lagi memperhatikan rak buku rapi, saya rasa perasaan tenang juga turut hadir. Bukan untuk melebih-lebihkan, tetapi inilah yang saya rasakan apa adanya, kecuali seribu tahun yang sudah saya informasikan sebelumnya. </p><p>Tentu saja kerapian ini tidak akan berlangsung lama. Paling-paling setelah sepekan akan ada bermacam-macam benda selain buku lagi yang ikut disimpan di rak buku. Mungkin juga kurang dari sepekan. Bahkan, kurang dari satu jam akan ada buku yang diambil dan dijatuhkan dari rak oleh Salman. </p><p>Tidak masalah. Malah, ini jadi kesempatan saya mengajarinya untuk mengembalikan buku ke tempat asalnya setelah diambil dari rak.</p><p>Entah ini kebetulan atau tidak, Salman menyebut 'Bobo' sambil menunjuk Majalah Bobo Edisi 50 Tahun. Kemudian saya ambil dan mulai membacakan secara acak cerita-cerita di dalamnya kepada Salman, bergantian dengan Emma. </p><p>Majalah Bobo Edisi 50 Tahun menjadi buku favorit Salman yang baru setelah buku Seri Tauhid Allah Itu Ada karya Kak Erlan.</p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-31419694598044045312023-12-14T01:22:00.006+08:002023-12-14T01:23:06.226+08:00Memotong Kuku<p><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; white-space-collapse: preserve;">Perasaan puas menjalari hati saya tatkala selesai memotongi satu per satu kuku Salman yang sudah panjang. Dimulai dari kuku telunjuk sampai ke kelingking pada tangan sebelah kanan, lalu kuku jempol. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Selanjutnya giliran tangan kiri, kaki kanan, dan yang terakhir kaki kiri. Biasanya seperti itu urutan saya memotong kuku Salman. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Sejak Salman mengenal yang namanya potong kuku, memotong kukunya tidak lagi semudah dulu. Dulu yang saya maksud adalah sewaktu dia masih bayi yang lemah tak berdaya, belum bisa menolak dan berontak. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Terkadang dia mau dipotongkan kukunya, satu atau dua jari lalu meronta-ronta ingin kabur. Mau tidak mau saya biarkan dia kabur, daripada dipaksa malah akan menjadi luka. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Biasanya, kesempatan untuk bisa memotong kuku Salman adalah ketika dia sudah tertidur pulas. Ini adalah momen terlemah dia, tidak ada perlawanan dan teriakan. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Tidak jarang pemotongan kuku Salman urung dilakukan. Sembari menunggu dia tidur pulas, saya maupun Emma jadi mengantuk karena remang-remang lampu tidur. Akhirnya, dengan mengucap: Bismika allahumma ahyaa wa bismiska amuut, kami juga ikutan tidur. </span></p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-60386231973471017662023-12-13T07:47:00.003+08:002023-12-13T07:47:54.602+08:00Ada Tahi Kucing<p><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; white-space-collapse: preserve;">Hati-hati di jalan. Tahi-tahi kucing sedang marak tersebar di sudut-sudut jalan gang. Ada yang lembek, ada juga yang sudah mengeras. Kebanyakan masih lembek, dan, mungkin hangat bila disentuh. Karena baru saja dikeluarkan kucing. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Saran saya, sebaiknya jangan. Buat apa juga dengan sengaja menyentuh tahi kucing yang lembek dan kira-kira masih hangat. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Namun bila ingin memuaskan rasa penasaran dan ingin membuktikan bahwa benar hangat, silakan. Saya rasa malah harus disegerakan. Karena seandainya memang benar hangat maka hangatnya akan menguap bila lambat menyentuhnya. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: "Google Sans"; font-size: 16pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Setelah itu tolong berita tahu saya, hangat atau tidak. Apapun informasinya saya akan langsung mempercayainya. Saya juga penasaran. </span></p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-71996103310720937092023-12-03T11:48:00.002+08:002023-12-03T11:48:37.325+08:00Semua Ikan di Kolam<p>Semua ikan di kolam. Cobalah hitung berapa jumlah mereka, tetapi saya rasa kamu tidak akan mampu. Ikan-ikan itu hewan yang lincah. Baru saja berada di sini, setengah detik kemudian mungkin sudah ada di sana. Kecuali kamu adalah orang yang menaruh ikan-ikan itu ke dalam kolam sambil menghitung sampai ikan terakhir dicemplungkan. Kemudian mencatat jumlah ikan-ikan itu ke dalam catatanmu yang berupa buku atau aplikasi. Jadi bila saya tanya berapa jumlah ikan di dalam kolam, kamu akan dengan mantap menjawabnya, dan apabila kamu ragu, kamu masih bisa membuka catatanmu untuk membacanya lalu dengan mantap memberitahukan jumlah ikan dalam kolam kepada saya. </p><p>Di dalam kolam juga ada flamingo. Spesies burung berkaki panjang yang hidup berkelompok. Lehernya panjang dan melengkung. Bila dua flamingo saling berhadapan maka kepala dan leher mereka akan membentuk amor. </p><p>Sama halnya dua flamingo, ibu jari dan telunjuk saling menempel juga akan membentuk amor. Namun, bila digesek-gesek akan memiliki arti lain, yaitu fulus atau uang. </p><p>Awalnya saya tahu bentuk amor dari ibu jari dan telunjuk hanya untuk simbol cinta atau fulus. Belakangan maknanya bertambah ketika menjelang pemilu. Dalam bentuk amor ibu jari dan telunjuk disisipkan makna nomor urut oleh politikus. Pegawai pemerintahan jadi tidak bisa sembarangan berfoto dengan pose ibu jari dan telunjuk membentuk amor karena itu pose terlarang. </p><p>Ada lagu anak-anak liriknya begini: "Pelangi-pelangi alangkah indahmu. Merah kuning hijau di langit yang biru." </p><p>Dari lagu berjudul Pelangi ini saya jadi tahu warna pelangi adalah merah, kuning, dan hijau. Lalu pada kelas pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar, saya dikejutkan oleh kenyataan bahwa pelangi memiliki lebih dari tiga warna, yaitu: Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Warna-warna ini sering disingkat menjadi MEJIKUHIBINIU. </p><p>Sekarang menjadi semakim runyam. Pelangi tak lagi sepenuhnya indah. Pikiran orang-orang dikacaukan oleh Kaum Lagibete yang menggunakan pelangi sebagai identitas mereka. Mereka berhasil. Orang-orang menyebut mereka sebagai Kaum Pelangi, selain sebutan-sebutan lainnya. </p><p>Jadi ada berapa ikan di kolam? </p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-68236224629764574532023-12-02T17:57:00.003+08:002023-12-02T17:59:09.955+08:00Hari Ketika Semuanya Melambat<p>Pernah datang suatu hari yang sungguh aneh. Pada hari itu semuanya serba melambat. Sampai-sampai kendaraan bermotor melaju hanya bisa sampai gigi 2.</p><p>Pengendara motor bingung. Sekeras apapun mereka menarik gas, motor mereka hanya bisa melaju lambat. Begitu juga pengemudi mobil. Biarpun mereka menginjak pedal gas sampai paling bawah, kecepatan mobil mereka hanya begitu-begitu saja. </p><p>Orang-orang bingung, kecuali bagi mereka yang terbiasa lambat. Terlambat salat, terlambat bangun pagi, terlambat sekolah, terlambat menghadiri undangan rapat, atau terlambat haid. </p><p>Orang-orang bingung, kecuali bagi beberapa binatang. Bagi mereka lambat adalah hal biasa dalam hidup mereka. Kungkang, Bintang Laut, Siput Taman, Kura-kura Galapagos, Anemon Laut, dan Siput Pisang adalah binatang-binatang itu. </p><p>Orang-orang bingung, kecuali saya. Karena saya yang mengatur peristiwa itu. Saya tidak punya kekuatan super seperti Quicksilver di film X-Men, tetapi saya mempunyai ponsel pintar yang memiliki kamera bagus sehingga bisa membuat itu terjadi dalam sebuah rekaman video. </p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5561805115624144069.post-82841115549618984142023-11-10T22:27:00.003+08:002023-11-10T22:27:58.214+08:00Tidur di Masjid<p>Hari ini Salman ikut Kai ke masjid. Menyelesaikan urusan perbaikan mikrofon dan lain-lainnya yang perlu dilakukan sebelum waktu salat jumat tiba. </p><p>Sementara Kai melakukan pekerjaannya, Salman asyik bermain sendiri. Salah satunya mendorong kotak infaq yang punya empat kaki hingga terjatuh. </p><p>Salah satu jamaah bereaksi, Naaahh! </p><p>Suara tersebut membuat Salman terkejut lalu menangis. Kemudian mengantuk dan tertidur dengan kepala di atas kain putih panjang tempat sujud. </p><p>Sudah dua pekan Salman mau makan lagi. Ini patut disyukuri oleh saya dan Emma sebagai orang tuanya. </p><p>Sebelumnya Salman bergabung ke dalam Gerakan Tutup Mulut (GTM) bila disuapi makan. Bila mau pun paling banyak hanya dua suapan. Bahkan, makanan yang sudah masuk ke mulutnya akan diluaknya. </p><p>Berbagai macam makanan kami coba untuk ditawarkan ke Salman, tetapi tetap saja lebih banyak dia menggeleng dan tutup mulut daripada menganga lalu memakan makanan yang disuapkan kepadanya. </p><p>GTM Salman ini berlangsung hingga dua bulan. Mukanya jadi tirus, badannya kurus, dan berat badannya tergerus. </p><p>Ternyata kami lupa satu hal, yaitu: berdoa. Setelah berdoa alhamdulillah Salman berhenti jadi anggota Gerakan Tutup Mulut. Karena doa adalah senjata orang mukmin. </p><p>FREE PALESTINE!</p>lanahttp://www.blogger.com/profile/03635946479313616374noreply@blogger.com0