Kata orang tua bahari, bila makan buah beserta bijinya maka akan tumbuh di dalam perut. Saya tidak percaya. Mana mungkin bisa begitu. Seperti kata Ari Lesmana: Gila tak masuk logika.
Tetapi hari ini sekonyong-konyong di atas kepala saya balacuk tanaman. Tidak tumbuh di dalam perut. Tidak juga karena permainan 'Sarang burung di atas kapala, isuk-isuk kunaiki.' Ini benar-benar tumbuh di atas kepala.
Memang belakangan terakhir saya sering makan jeruk peras. Saya makan langsung atau dengan bacacap uyah. Tentu saja bijinya saya buang. Apa enaknya makan biji jeruk? Kecuali biji bunga matahari, itu enak, tanya saja Hamtaro. Apa yang paling dia senangi? Biji bunga matahari.
Hari ini saya makan jerus peras sebanyak, kalau tidak salah, lima buah. Ukurannya kecil tapi rasanya manis. Nah, di antara 5 jeruk tersebut mungkin ada biji yang tak sengaja tertelan oleh saya. Karena lidah saya sedang ceroboh menjalankan tugasnya dalam menyortir biji untuk dilepeh ketika saya mengunyah dan menelan jeruk. Ternyata ada biji jeruk tak terdeteksi olehnya lalu masuk ke dalam perut saya. Bergabung bersama keripik pisang, cokelat, dan ketupat kandangan.
Bersamaan dengan saya mendengarkan lagu Reality Club berjudul Is It The Answer, di atas kepala saya balacuk tanaman. Awalnya satu daun, lalu dua, tiga, hingga tujuh daun. Setelah itu tidak ada daun yang muncul lagi. Kalau kamu tidak percaya, biarkan saya membuka topi, lalu lihatlah sendiri.