Jumat, 31 Mei 2013

Siapakah Namamu?

sengaja buku-buku lain dipindahkan dulu sewaktu difoto

Aku mendapati diriku sedang berhadap-hadapan dengan seorang perempuan. Perempuan yang mengenakan gaun putih sedang duduk di atas lantai ruang tamu dengan menempelkan punggung ke dinding. Aku tahu dinding itu dibuat dari kalsiboard yang kemudian dicat kapur berwarna kuning. Dicat bergitu biar ruangan tampak terang, apalagi kalau lampu dinyalakan.

Dia duduk dengan tenang seperti itu yang ingin dia lakukan sementara melihat aku yang kemudian sedang sibuk membongkar-bongkar isi rak buku. Bingung yang mulanya rak berisi penuh buku-buku dan sekarang tersisa beberapa. Aku bertanya kepada siapa saja bisa kutanyai. Kepada mama, kepada kakak. Apa tahu ke mana perginya buku-buku yang hilang itu. Atau yang tepatnya adalah dibawa pergi, karena tidak mungkin mereka pergi sendiri. Tapi jawaban yang kuterima tidak bisa memuaskanku.

Dia pasti sudah tahu kenapa aku bisa begitu repotnya dengan buku-buku yang hilang itu. Dia juga pasti sudah tahu bahwa sebelumnya dia ingin meminjam buku dariku, “terserah, buku apa saja,” katanya. Dia juga pasti sudah tahu buku yang ingin kupinjamkan itu adalah buku yang hilang itu. Tapi anehnya, aku tidak tahu yang hilang itu adalah buku apa. Tapi anehnya, aku tetap mencarinya.

Kemudian akhirnya aku berhenti mencari. Di antara beberapa buku yang tersisa aku menemui buku Drunken Monster. Itu buku yang dikasih dua kawanku untuk memperingati tanggal kelahiranku. Tanggal 12 April, kalau mau tahu. “Pinjam ini saja, lucu,” aku menyerahkan buku itu kepadanya dengan tangan kananku.

Belum sempat dia menyambutnya, aku mendengar suara nini. Dia berkata kepadaku, “Lan, apa kamu punya kapas? Buat menutupi lubang gigi.”

Sekonyong-konyong aku membuka mataku yang tadinya memejam. Kulihat itu di samping pintu kamar yang terbuka ada nini berdiri.

“Oh, ada. Sebentar.”

Dengan enggan aku berusaha untuk berdiri. Berjalan ke tempat di mana kapas disimpan untuk kemudian aku berikan kepada nini. Setelah mengucapkan terimakasih dia beranjak pergi ke tempat dia ingin tuju.

Sementara mengumpulkan akal sehatku yang belum hadir semua, aku memikirkan aku yang sudah repot mencari buku-buku yang hilang. Aku yang sudah menyibukkan diri dengan sesuatu yang tidak ada. Aku yang sudah membiarkan dia duduk memerhatikanku yang sibuk mencari buku-buku yang hilang, yang aku sendiri tidak tahu buku apa. Aku yang bahkan belum sempat bertanya, “Siapakah namamu?”


Maulana Usaid
31 Mei 2013

2 komentar:

  1. ini pasti habis baca sesuatu jadi kebawa mimpi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha. nggak ingat juga. sering juga memimpikan yang padahal tidak memikirkannya sebelum tidur.

      Hapus

Komentar-komentar