Rabu, 08 Juni 2016

Bilang Bilangan

Kepada Mila,

Kamu tahu kenapa aku memelihara kaktus? Tentu saja tidak. Aku belum cerita, sedangkan kamu bukan peramal. Baiklah, biar aku cerita.

1.

Waktu itu, ketika bosan, aku merasa untuk perlu melakukan sesuatu. Aku ingin sesuatu untuk dipelihara. Kalau ikan hias sudah pernah dan tidak berbakat. Kemudian aku menemukan foto kaktus di media sosial kawanku, Ulan. Aku tertarik untuk mengikutinya.

Aku pernah mendengar deddy corbuzier mengutip perkataan seseorang yang aku lupa siapa, kira-kira begini: "Bila orang sudah mapan dan tidak perlu mencari uang lagi, maka yang dia lakukan adalah berkebun." Nah, aku ingin begitu.

Setelah kupikir-pikir, kaktus cocok denganku yang lumayan pemalas. Tidak sulit memelihara kaktus. Mengairinya tidak perlu setiap hari, cukup sekali seminggu. Simpel sekali.

Mestinya sekarang sudah setahun lebih beberapa hari aku sudah memelihara kaktus. Tapi catatanku hilang. Untungnya masih ada cacatan kapan aku beli kaktus yang kedua: 7 Juni 2015. Waktu itu aku beli kaktus bulat dan bambu ogi. Untuk sementara tanggal 7 Juni aku tetapkan sebagai Hari Kaktus Regional hingga ditemukannya catatan yang hilang itu.

Bila kamu ingin mengucapkan selamat, silakan, kepada aku saja. Mereka tidak mengerti bahasa manusia. Biar aku nanti yang akan menyampaikannya kepada kaktus-kaktusku. Tenang saja, aku mengetahui caranya.

Sekarang kaktusku sudah 6 pot. Ditambah sukulen dan bambu ogi, masing-masing 2 dan 1 pot. Insya Allah akan terus bertambah.

2.

Selamat berpuasa ya! Mudah-mudahan tahun ini puasanya oke dan keren. Menjadi manusia yang semakin bagus, bahkan setelah ramadhan usai. Bertambah pengalaman dan pemahaman. Supaya kamu merasa tentram.

Untuk kamu ketahui, sebagian besar buka puasa aku lakukan di musala. Di sana makanannya enak, bubur ayam. Biasanya aku campur dengan mie merah.

Tapi tujuanku bukan cuma itu. Dengan buka puasa di musala membuatku belajar bersosialisasi dengan orang lain. Supaya saling mengenal. Lagipula kalau aku buka puasa di musala berarti dapat dipastikan aku salat maghribnya berjamaah di musala. Kan bagus.

3.

Mila, kita adalah bilangan prima, yang habis dibagi satu dan diri sendiri. Jadi, maukah kamu menjadi ganjil? Biar aku juga. Biar kita bisa saling menggenapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar-komentar