Rabu, 03 Januari 2024

Ketidakberuntungan

Pulang kerja berhujan sore hari ini mengingatkan saya dengan kamis pekan lalu. Terkadang ketidakberuntungan bisa datang tiba-tiba. Di mana pun ia bisa datang, bahkan ketika berada di masjid. 

Sepulang kerja hujan turun. Berawal dari gerimis, lama-lama menjadi deras. Belum salat asar membuat saya memutuskan singgah di masjid Al Furqan untuk mendirikan salat asar dengan kondisi baju sudah agak kuyup. 

Hujan belum juga reda, selepas salat asar saya putuskan untuk duduk dulu di pelataran masjid. Saat asyik memainkan handphone tiba-tiba ada yang jatuh di kaki saya dekat tumit. Malang tak dapat ditolak, ternyata kaki saya kejatuhan tahi cecak. 

Seakan tersinggung, saya segera tancap gas pulang meski hujan masih berlangsung, setelah sebelumnya saya buang dulu tahi cecaknya lalu cuci kaki di kran tempat wudu. 

***

Gas motor melemah membuyarkan lamunan saya. Astaga, saya lupa mengisi bensin. Di ujung jalan pertigaan motor saya mati. Mau tidak mau saya lanjutkan perjalanan sambil mendorong motor. 

Anehnya tidak ada rasa kesal waktu itu. Biasa saja. Tidak tahu kenapa, malah ada secuil rasa senang. Mungkin karena mendorong motor sambil diguyur air rahmat. 

Setelah melewati jembatan tinggi saya mampir sebentar di atm lalu lanjut jalan belok kiri ketika mendapati perempatan. Baru kira-kira tujuh langkah ada yang menegur saya. 

"Mau saya bantu dorongin kah, Pak?"

Saya segera menolah ke kanan. Oh Boyo, batin saya, tatkala melihat jaket hitamnya. Benar-benar mirip dengan jaket teman saya, Hasri Boyo. Oh bukan, batin saya lagi, sewaktu melihat wajah lelaki itu. 

"Habis bensin ya, Pak?" tanyanya lagi. 

"Inggih."

"Saya dorongin ya."

"Bisa!" 

Tanpa perlu berpikir lagi saya terima tawarannya dan langsung menaiki motor. Kami saling membantu. Dia membantu saya supaya tidak capek berjalan mendorong motor dan saya membantu dia mewujudkan keinginan berbuat baik. 

"Di depan sana ada. Terima kasih, pak!" 

"Inggih, sama-sama!"

Dia telah pergi dengan motornya, meninggalkan saya yang mau isi pertalite 2 botol seharga dua puluh empat ribu rupiah. 

@30haribercerita #30hbc2402 ini seharusnya semalam, tetapi belum selesai menuliskannya saya tertidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar-komentar