Tiga tahun yang lalu yaitu 17 Agustus 2021, saya dan istri saya baru mengetahui bahwa di dalam perutnya ada calon anak manusia. Saat itu orang-orang di luar rumah sedang diliputi keseruan perlombaan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Sedangkan kami di dalam rumah sedang diliputi keharuan melihat dua garis merah.
Kami isolasi mandiri selama 14 hari karena terserang virus corona. Penciuman kami hilang, tetapi kami malah dapat bayi. Alhamdulillah, ada hikmah di balik masa pagebluk.
Calon anak manusia itu sekarang sudah besar. Usianya dua tahun empat bulan. Namanya Salman. Malam tadi kami ajak dia jalan-jalan melihat parade jukung hias di Siring 0 KM. Acara tahunan dalam rangka Hari Jadi Kalsel.
Sesudah menonton parade jukung hias, kami lepas Salman di halaman kantor Gubernur Kalimantan Selatan yang berada di area 0 KM. Larinya cepat sekali. Seperti mesin sepeda motor yang baru ganti oli mesin dan oli gardan.
Salman senang sekali bila dilepas ke halaman luas. Dia pasti berlari-larian. Apalagi dia baru mendapatkan sepatu baru yang bisa menyala-nyala. "Waw, keren sekali!" Saya kira itu apa yang ada di dalam pikirannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar-komentar