Selasa, 22 Oktober 2024

Buku Kucing tapi Manusia

Salman mengambil buku ini dari atas meja kerja saya, lalu menyerahkannya kepada saya. Buku yang saya maksud berjudul Kisah yang Pendek untuk Cinta yang Panjang. Buku terbaru yang ditulis oleh Puthut Ea. Salah satu penulis yang saya suka membaca tulisan-tulisannya, berupa buku maupun caption instagram yang kerap menceritakan anaknya bernama Kali. 

Buku Kisah yang Pendek untuk Cinta yang Panjang masih dalam plastik sejak beberapa pekan lalu saya unboxing. Saya belum ingin membacanya. Namun Salman menyerahkannya kepada saya, tentu saja dengan maksud minta dibacakan. 

Saya mengira, dia tertarik dengan buku ini karena melihat sampulnya bergambar sepasang kucing jantan dan betina bertubuh manusia sedang duduk berhadapan di antara meja yang di atasnya terdapat dua gelas berwarna hitam dan cokelat, dengan latar lanskap perkotaan ketika malam. Atau, sampul bukunya bergambar sepasang laki-laki dan perempuan berkepala kucing sedang duduk berhadapan di antara meja yang di atasnya terdapat dua gelas berwarna hitam dan cokelat, dengan latar lanskap perkotaan ketika malam.

Salman tertarik dengan kucing. Bukan untuk mengelus-ngelus atau menggendongnya, melainkan untuk mengejar-ngejar, menendang, atau menarik ekornya. Saya dan Emma kerap memantaunya dengan penjagaan lebih ketika kami berada di tempat yang ada kucingnya. 

Pernah sekali ketika kami mengantar dimsum pesanan teman saya Rara ke rumahnya, Salman melihat kucing lalu mengejarnya dan menarik ekornya. Kucing mencakar tangannya sehingga sedikit terluka goresan. Salman meringis sebentar. Semenit kemudian dia ceria lagi seperti semula. Dasar bocil. 

Buku ini untuk orang dewasa, bukan untuk anak-anak," saya jelaskan kepada Salman sambil menaruh kembali buku tersebut ke meja, kemudian mengambil buku yang lain. Buku untuk anak-anak. Karangan Ustadz Nasir bin Umar bin Amr, Lc. 

Nah, kita baca buku ini saja, lanjut saya. Saya membacakan judulnya dengan nyaring, 101 Tanya Jawab Aqidah. Kemudian saya keluarkan dari plastiknya. 

Sama seperti sebelumnya, buku ini juga belum pernah saya buka plastiknya. Ketika melihat isinya, ternyata lebih banyak tulisan ketimbang gambar. Salman tidak betah, dia bangkit dari pangkuan saya lalu mengajak saya bermain. Dia masih belum cocok dengan buku yang penuh tulisan. 

Hari ini saya lepas plastik dari buku Kisah yang Pendek untuk Cinta yang Panjang. Saya mulai membacanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar-komentar