Selasa, 26 Oktober 2010

Belajar Setia dengan Seekor Anjing

Kemaren aku nonton film Hachiko A Dog's Story. Cukup mengharukan. Film ini bercerita tentang kesetiaan seekor anjing kepada tuannya.
Poster Film Hachiko A Dog's Story

Awal cerita, di Jepang, seorang biksu mengirim seekor anak anjing entah ke mana. Hachi namanya. Saat di stasiun kereta, kandang yang ditempati Hachi terjatuh dari atas tumpukan barang. Kandangnya terbuka. Lalu Hachi keluar dan membuatnya bertemu dengan Profesor Wilson yang kemudian menjadi tuannya.

Setiap pagi Hachi selalu mengantarkan Profesor Wilson ke stasiun kereta. Lalu pulang. Tepat jam 5 sore Hachi datang ke stasiun dan duduk menunggu Profesor Wilson pulang kerja. Begitu terus setiap hari. Sampai-sampai Jess, seorang penjual hotdog di stasiun dan beberapa orang yang bekerja di stasiun kenal dan berteman dengan Hachi.

Sampai suatu ketika Profesor Wilson meninggal dunia karena terkena serangan jantung saat mengajar. Hachi dengan setia duduk di depan stasiun menunggu tuannya pulang kerja. Sampai malam pun dia tetap menunggu.

Esok harinya tepat jam 5 dia datang lagi ke stasiun untuk duduk menunggu tuannya pulang kerja. Begitu terus serus setiap hari. Dengan setia Hachi selalu datang ke stasiun menunggu kedatangan tuannya. Walaupun itu takkan pernah terjadi lagi.

Film “Hachiko A Dog's Story” dibuat berdasarkan kisah nyata.

Seekor anjing yang lahir di Odate, Jepang lahir pada tahun 1923. Tuannya bernama Dr. Eisaburo Ueno seorang profesor Universitas Tokyo meninggal pada bulan Mei 1925. Hachi kembali ke stasiun Shibuya pada esok harinya dan selama 9 bulan untuk menunggu tuannya. Hingga dia mati pada bulan Maret 1935. Patung Hachiko terbuat dari perunggu dibuatkan di tempat dia biasa menunggu, di luar Stasiun Shibuya Tokyo.



Hachiko yang Asli


 

Patung Hachiko

Dari Hachiko aku dapat mengambil pelajaran apa itu arti dari kesetiaan. Bagaimana seekor anjing yang tetap teguh menunggu tuannya datang. Walaupun yang dilakukannya itu sia-sia. Dia tetap menunggu tanpa kenal lelah. Hingga dia mati.

Begitu setianya Hachiko. Hanya seekor anjing yang tak punya akal, hanya napsu. Bisa begitu setia. Sedangkan aku adalah manusia, mempunyai napsu dan akal. Dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Sebagai seorang manusia aku merasa malu jika tidak bisa setia

Insya Allah aku akan setia menunggu YW. Aku akan setia dengan mama, ayah, saudara, keluarga, dan teman-temanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar-komentar