Rabu, 03 Agustus 2011

Nonton Harry Potter Deathly Hallow Part II

Ting nong.. ponselku berbunyi tanda ada sms masuk. Waktu itu tanggal 29 Juli 2011. Di layar tertulis dari Yora. “Nonton Harry Potter yuk,” kata Yora. “Kapan?” balasku. “Besok. Gita enggak mau kalau hari Sabtu.” “Oh. Oke deh.” “Tapi, beli tiketnya hari ini ya. Takutnya kalau besok ntar kehabisan tiket.” “OK.”

Ya, memang aku dan Yora enggak ada hubungan spesial lagi. Tapi, enggak papa kan nonton dengan teman?

Usai sholat Jum’at aku siap-siap mau beli tiket di Studio 21 Duta Mall, sekalian jemput Arif—adikku—di SMA Muhammadiyah 3 Banjarmasin. Setelah mengantre kira-kira 5 orang di depanku akhirnya tiba juga giliranku. Ya, tiket sudah di tangan. Tinggal tunggu besok.
Keesokannya kujemput Yora di rumahnya. Sesampainya di Studio 21 Yora menyempatkan beli popcorn dulu. Trus, kami masuk ke studio 1 karena sebentar lagi filmya akan diputar.

Setelah nonton Yora mentraktirku makan di Pizza Hut. Sementara menunggu pesanan Yora kutinggal ke musholla dulu. Alhamdulillah mushollanya enggak bau lagi kayak waktu nonton Surat Kecil Untuk Tuhan kemarin. Mungkin waktu itu kesetnya belum dicuci, makanya mushollanya bau.

Dan terakhir kami ke Gramedia. Wah, aku senang sekali kalau diajak ke sana. Tiap berkunjung ke Gramedia rasanya mau nangis terus. Soalnya banyak sekali buku-buku bagus, dan aku belum ada kemampuan untuk membeli semua buku-buku yang kutaksir. Biasanya kalau benar-benar ingin beli buku di Gramedia aku nunggu awal bulan dulu. Ya, mengertilah kalau awal bulan. Dan itu salah satu hal yang membuatku malu—belum bisa nyari duit sendiri.

Oke, kembali ke Harry Potter. Sebenarnya aku belum nonton Harry Potter The Deathly Hallows Part I. Oke, oke, sebenarnya sebelum nonton ke Studio 21 kusempatkan dulu nonton HPDH Part I di laptopku. Oh, tidak! Ternyata subtitle-nya bahasa Inggris—aku belum jago bahasa Inggris. Daripada enggak paham ceritanya, kuurungkan saja.
Kenapa aku mau nonton padahal belum pernah nonton Part I-nya? Sebagai teman yang baik enggak ada alasan untuk menolaknya. Aku tahu Yora suka sekali Harry Potter sejak SMP. Dia pernah berkali-berkali merekomendasikanku membaca novelnya. Dan kira-kira 3 bulan yang lalu aku menyewa Harry Potter - Sorcerer's Stone di Da Bomb. Yora benar, Harry Potter memang keren! Ceritanya tak dapat ditebak.

Sepertinya Yora senang ketika mengetahui bahwa aku sudah membaca novel Harry Potter. Dia menawari meminjamkan novel Harry Potter yang kedua. Tetapi kutolak. Lain kali saja kataku. Soalnya ada novel yang belum kuselesaikan membacanya.

Oh ya, semoga aku ada bisa menyempatkan waktu membaca novel Harry Potter 2 – 7.

Banjarmasin
03/08/2011, 01.47PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar-komentar