Sabtu, 14 Januari 2012

Resensi Buku - The Last Siege (Pengepungan Terakhir)

Judul: The Last Siege (Pengepungan Terakhir)
Penulis: Jonathan Stroud
Terbit: Oktober 2011
Tebal: 288 halaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama


Resensi The Last Siege (Pengepungan Terakhir)

Sekali lagi Jonathan Stroud berhasil mengerjaiku dengan membuat ending yang—mengharuskanku memainkan imajinasiku. Setelah sebelumnya The Bartimaues Trilogy. Sekarang The Last Siege (Pengepungan Terakhir).

“Ahh.. Endingnya nggak asik,” gerutuku.
“Kalau mau cerita yang asik, buat sendiri novelmu,” sahut Nael.

Tapi, di situlah keindahannya. Pengarang berhasil membuat pembacanya gundah—galau.

The Last Siege dimulai dari pertemuan 3 remaja kesepian di bukit bersalju dekat parit kastil. Emily, Simon yang selalu dikerjai saudaranya, dan Marcus yang imajinatif dan misterius.

Berawal dari ajakan Marcus untuk memasuki reruntuhan kastil. Petualangan mereka dimulai. Tak hanya berkeliling kastil, mereka memutuskan untuk bermalam. Entah kenapa, sejauh itu ceritanya masih terasa datar. Mungkin benar kata Kiki, novel karangan Jonathan Stroud awalnya membosankan.

Ya, The Last Siege benar-benar membosankan. Hingga lebih dari setengah buku aku baru menemukan di mana letak serunya novel ini. Klimaksnya. Di mana Emily, Simon, dan Marcus berhasil menduduki kastil. Akan tetapi, penguasaan mereka terhadap kastil tidak berlangsung lama. Musuh-musuh berdatangan untuk mengepung mereka. Pertama, ayah Marcus. Disusul polisi, pekerja sosilal, dan kemudian pemadam kebakaran.

Keren. Aku hanyut terbawa oleh aksi Emily, Simon, dan Marcus mempertahankan kastil dari pengepungan. Aku seperti ikut terlibat di dalamnya.

Dan di akhir novel terungkap kebohongan yang dibuat oleh Marcus. Bagian inilah yang menggangu pikiranku. Kenapa alasan Marcus tentang kebohongannya itu tidak dijelaskan? Tetap saja, ini membuat The Last Siege menjadi bacaan yang menarik. 

Itulah Jonathan Stroud dengan The Last Siege-nya.

Maulana Usaid
14 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar-komentar