Senin, 03 September 2012

Resensi Buku - Analogi Cinta Sendiri

Judul: Analogi Cinta Sendiri
Penulis: Oka @landakgaul
Terbit: Juli 2012 (cetakan kesatu)
Tebal: 160 halaman
Penerbit: Bukuné


Resensi Analogi Cinta Sendiri

Ah, aku kecewa. Aku membeli Analogi Cinta Sendiri karena penasaran. Pertama, karena banyak komentar bagus di akun twitter penulisnya: @landakgaul. Kedua, karena aku suka tulisan-tulisan di blognya: daraprayoga.com. Aku kira isi Analogi Cinta Sendiri kayak di blognya, kata-kata romantis, ternyata kisah, curhat barangkali.

Untunglah kecewanya cuma sedikit. Soalnya Analogi Cinta Sendiri nggak seperti novel-novel jayus yang ingin lucu padahal dipaksakan. Ceritanya santai, mengalir, dan membacanya seperti lagi ‘tukar pendapat’ dengan teman di warung kopi pinggir jalan—meminjam istilah penulis. Lucunya juga alami, ada sih beberapa yang jayus—tapi nggak papa, cuma beberapa, selebihnya memang lucu.

Jadi, Analogi Cinta Sendiri berkisah tentang Oka yang menjadi secret admirer alias pemuja rahasia. Dia memilih menjadi seorang secret admirer karena mengalami beberapa kegagalan dalam percintaan, dengan kata lain ditolak cewek. Kasihan memang. Dari Sandra, Karin, sampai Icha, semuanya menolak dengan alasan yang berbeda. Sejak itu dia memutuskan untuk menjadi seorang secret admirer dan menikmati rasa suka sendirian.

Kalau belum tahu secret admirer itu apa, baca ini.
Sedikit aja ada hal yang nyenengin, rasanya mau terbang ke langit. Tapi sebaliknya, sedikit aja ada fakta yang nggak ngenakin, rasanya kayak jatuh dari langit… dan mendarat dengan muka duluan. (hal. 7)

Garis besar dari buku ini adalah cinta diam-diam Oka kepada teman sekampusnya, Regina. Berawal dari pertolongannya kepada Regina yang pingsan waktu ospek, perasaan-perasaan ganjil perlahan muncul. Apalagi setelah kalimat Regina berikut.
“Makasih, ya,” ucap Regina kemudian senyum. (hal. 40)

Dalam cinta diam-diam itu Oka memiliki saingan seorang senior, si Jambul yang bernama Tommy—yang belakangan jadi pacar Regina. Dia kalah dengan Tommy dalam beberapa hal, dalam hal struktur wajah, misalnya. Tapi itu nggak membuatnya menyerah untuk mengagumi Regina. Cinta sendirian  dia jalani dengan menjadi sahabat Regina yang sekaligus membuatnya sakit sendirian. Sampai akhirnya…. ah, baca saja sendiri kalau mau tahu akhir kisahnya.

Aku menemukan ada 2 typo. Di halaman 49: tertulis bukin, seharusnya bikin. Dan halaman 72: tertulis darintadi, seharusnya dari tadi.

Oh iya, aku memiliki 2 kesamaan dengan penulis yang nama aslinya Dara Prayoga ini—kayak nama cewek. Sama-sama seorang secret admirer dan sama-sama memiliki muka yang lebih tua daripada umur. Awalnya, aku mengira dia lebih tua daripada aku, setelah melihat “Tentang Penulis” di cover belakang ternyata sepantaran.

Bagian yang menjadi favoritku ini.
Patah hati itu romantis. Dengan menjadi patah hati, membuat seseorang menuangkan apa yang dia rasakan, kemudian dibaca orang lain yang mungkin merasa relate dengan tulisan itu. Gak mustahil juga seseorang jadi jatuh cinta karena karya yang tercipta akibat patah hati. Di situlah cinta yang baru tumbuh, kemudian menyembuhkan patah hati. Romantis, bukan? (hal. 145-146)

Bagi yang suka kisah-kisah sedih dan menyedihkan, Analogi Cinta Sendiri adalah bacaan yang tepat.

Maulana Usaid
2 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar-komentar