Jumat, 05 Juli 2013

Buku Swedia

Itu terjadi hari kemarin, tanggal 4 Juli 2013, kira-kira jam setengah sebelas pagi waktu di handphoneku. Aku dan Cahyo pergi ke perpustakaan daerah. Kalau orang Banjarmasin mungkin tahu kalau perpustakaan itu tempatnya di Jalan A Yani Km. 6 dekat lampu merah, hijau, dan kuning. Kami ke sana naik motor dengan aku yang membonceng di belakang. Cahyo mau mengembalikan buku yang pernah dipinjamnya, sedangkan aku tidak. Aku mau melihat bazar buku yang diadakan di perpustakaan itu, sedangkan Cahyo juga.


Aku tahu ada bazar buku itu dari Cahyo. Dan Cahyo tahu dari siaran berita di televisi lokal. Katanya bazar itu berlangsung selama sebulan seperti kata foto yang aku perlihatkan di bawah ini.

Ini banner, tapi dalam bentuk foto

Ini adalah pertama kali aku ke bazar buku. Mungkin dulu pernah, waktu SD, tapi sudah lupa. Oh iya, memang buku-bukunya murah, tapi sebagian besar tidak ada yang menarik perhatian untuk aku membelinya. Ada sih, Layla Majnun tulisan Nizami Ganjavi, tapi masih bimbang. Dikarenakan aku bisa saja meminjam buku itu di perpustakaan.

Berapakah jumlah buku pada foto di atas?

Nah, sewaktu melihat-lihat bagian komik, aku mendapati ada buku menarik. Di sampul depannya ada stiker yang ada tulisannya:

KERSTIN KVINT
AGENCY
Box 45164
104 30 STOCKHOLM
Sweden

Wah, keren kalau dijadikan koleksi. Buku dari Swedia yang pasti pakai bahasa Swedia. Apalagi sampulnya hard cover. Apalagi ini buku antik, terbitan tahun 1958. Apalagi gambar di sampulnya enak dilihat. Apalagi harganya cuma 5 ribu rupiah. Apa lagi? Ya, sudah, itu saja.

Baru kali ini aku beli buku bukan dari bagaimana isinya. Tapi, dari yang sudah aku sebut di paragraf sebelumnya tadi. Kukira ini buku cerita anak-anak. Lihat saja sampulnya di foto yang aku taruh di bawah paragraf ini.

Judulnya: Immer wieder der Bubi

Selain Immer wieder der Bubi, aku juga membeli Opera Tanpa Kata tulisan St. Sunardi yang harganya sama dengan buku antik tadi. Aku membelinya karena membaca tulisan yang ada di sampul belakang, begini tulisannya:

Hanya orang yang tinggi, besar dan berkaki panjang dapat menari-nari dari satu puncak ke puncak lain. Demikianlah ujar Zarathustra. “Puncak” yang dimaksud tidak lain adalah tulisan-tulisan Nietzsche yang berupa aforisme padat, yang memberi resonansi mendebarkan bagi orang-orang yang masih memakai telinganya untuk mendengarkan.

Tidak paham? Sama, aku juga.


Maulana Usaid
5 Juli 2013


6 komentar:

  1. Haha, aku mau nulis ttg ini juga.. Keduluan deh :) nanti aku posting stlah kunjungan yg kedua disana xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Oke. Ditunggu postingannya. Dan mudah-mudahan ketemu sama komik chibi. :)

      Hapus
  2. idihh... jadi pengen pinjem bukunya. Buku dengan sampul versi lama selalu menarik :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, gambar sampulnya klasik. Tapi, sayangnya tempat kita dekat hanya di peta. Kalau dekat aku pinjamkan :)

      Hapus
  3. Dari Judulnya sepertinya itu buku berbahasa Jerman, bukan bahasa Swedia (✿◠‿◠)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe. Iya ya, barusan aku cek di google translate.
      eh, anonim, tapi kamu siapa?

      Hapus

Komentar-komentar