Sabtu, 27 Februari 2016

Menonton Zootopia

Aku akan mengabarkan sebuah cerita. Tetapi cerita ini tidak penting sama sekali. Bila kamu senang membuang-buang waktu, silakan saja membaca cerita ini sampai habis. Bila tidak, aku sarankan untuk mengerjakan sesuatu yang lebih bermanfaat. Misalnya: daripada membaca ini, lebih baik kamu membaca Al qur’an. Tidak usah memaksakan diri membaca 1 juz dalam sehari. Cukup 1 halaman saja. Atau setengah halaman. Atau 1 ayat saja pun kamu bisa dapat pahala.

Jadi begini, semalam aku menonton film Zootopia di bioskop XXI Duta Mall tanpa menjadwalkan sebelumnya. Memang sebelumnya aku berencana menontonnya karena kata kawanku, Ulan, filmnya seru. Tapi aku benar-benar tidak menyangka sebelumnya bahwa semalam aku menonton film Zootopia. Mungkin benar bahwa persangkaan manusia bisa salah. Seperti kata tetangga, “aku tidak menyangka dia bisa membunuh orang tuanya. Dia sehari-harinya baik, senang bercanda, juga ramah pada tetangga.”

“Sudah menonton The Revenant?” Ulan bertanya.

“Belum sempat,” aku menjawab. “Menurutmu, The Revenant atau Zootopia?” Giliran aku yang bertanya.

“Zootopia aja, buat hiburan.”

“Oke, mudah-mudahan bisa siang ini.”

Maka terjadilah, aku ke bioskop XXI Duta Mall mengantre beli karcis supaya nanti disobek oleh petugas studio lalu aku masuk. Sekitar 1 jam lagi filmnya diputar, maka aku pergi ke Gramedia yang ada di lantai 2 dulu setelah pipis di dalam wc laki-laki. Aku sedang tidak ingin membeli buku, cuma melihat-lihat saja sebentar lalu ke bagian alat tulis kantor. Di situ aku menemukan tinta cina dan kuas picasso ukuran nomor 1. Kubawa mereka masing-masing 1 ke kasir. Di kasir aku melihat ada miniatur Big Ben tersimpan di dalam etalase, harganya 99.500 rupiah. Mungkin waktu itu mataku sedang berbinar-binar, tapi aku sedang tidak tertarik membelinya. Lain kali mungkin.

Studio lengang dan kebanyakan dikunjungi oleh orang tua yang membawa anak-anaknya. Ha ha ha (tertawa seperti Flash Si Kukang di film Zootopia). Tentu saja, karena Zootopia adalah film kartun Disney. Tapi aku juga dulu anak-anak.

Benar kata Ulan, Zootopia benar-benar seru. Hampir di semua adegan membuatku tertawa. Ada juga karakter yang gayanya meniru gaya Don Vito Corleone di film The Godfather. Itu lucu sekali. Tapi adegan yang paling membuatku ngakak adalah bagian kemunculan Flash Si Kukang.

Ada 3 kalimat yang aku suka di film itu, kira-kira begini bunyinya:
1. Mungkin kita berevolusi. Tapi jauh di dalam, kita adalah binatang.
2. Jangan biarkan mereka melihatmu terluka.

Selesai menonton, aku keliling Duta Mall melihat-lihat toko dan barang yang dijual pemiliknya. Aku berjalan dengan santai. Karena kalau terburu-buru nanti tidak bisa memperhatikan. Iya, memperhatikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar-komentar