Minggu, 28 Agustus 2022

2 Garis Merah

Setahun yang lalu tanggal 17 Agustus 2021 masih dalam masa pagebluk. Saya dan istri harus berdiam diri di rumah saja alias isolasi mandiri. Kami diserang corona dengan gejala ringan anosmia, tidak bisa mencium bau-bauan. Mencium bibit minyak wangi yang harusnya sengak jadi tercium biasa saja. Bahkan saya berani menyimpan kentut saya di tangan lalu melepasnya ke hidung saya. Kemudian saya tertawa karena tidak kebauan. Sungguh perasaan yang aneh. Sedih terkena penyakit pandemi, tapi senang karena hanya gejala ringan, tapi lucu karena mendapatkan pengalaman hidup kehilangan sementara indra penciuman.

Pada pagi hari kemerdekaan yang-76 Republik Indonesia, istri saya pergi ke wc setelah sarapan. Saya tidak terlalu memperhatikan istri saya yang pergi ke wc itu. Karena kalau tidak kencing, ya, berak. Perhatian saya lebih tertuju kepada handphone yang saya pegang dengan tangan kanan.

Lumayan lama dia di wc. Berarti berak. Setelah selesai dengan urusannya di ruang pribadi itu pintu wc terbuka. Istri saya berjalan ke arah saya lalu berdiri di hadapan saya. Waktu itu saya masih main handphone dengan duduk di lantai dan bersandar di dinding.

"Beb..." Kata istri saya seraya menunjukkan kertas kecil panjangnya kira-kira 10 cm bergaris 2 merah.

"Apa ini?" Tanya saya. Seolah-olah saya tidak tahu bahwa itu adalah tespack bergaris 2 berarti positif hamil. Namun ini reaksi wajar orang-orang pada umumnya untuk menunjukkan keterkejutan.

Perasaan saya seperti diaduk-aduk. Terkejut dicampur senang dicampur gembira dicampur bahagia dicampur terharu. Di seberang rumah ada orang-orang sedang bersenang-senang dengan lomba perang bantal di atas kolam. Di dalam rumah kami ada 2 orang yang berbahagia dengan hasil testpack.

Saya langsung percaya bahwa istri saya hamil. Istri saya belum benar-benar yakin kecuali setelah berperiksa ke rumah sakit nanti.

Setelah 14 hari masa isolasi mandiri saya dan istri selesai. Kami memeriksakan istri saya ke Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Annisa. Perut istri saya di-usg. Di layar mesin usg menampilkan citra isi perut istri saya.

"Nah, di sini. Di titik hitam ini berarti ada," kata dokternya.

Saya terkejut. Karena mengira ada sesuatu yang buruk. Segera saya tanya dokternya. "Ada apa, Dok?"

"Ada bayinya," jawab dokter.

Hari ini bayi Salman sudah berumur 5 bulan. Kepalanya kami gundul lagi untuk yang ketiga kalinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar-komentar