Sabtu lalu adalah hari pertama kalinya saya bertemu dengan penulis Sandi Firly. Biasanya saya hanya melihatnya di facebook dan menyukai postingannya kadang-kadang. Saya membeli buku barunya yang berjudul Suatu Malam, Ketika Puisi Tak Mampu Ia Tulis Lagi. Saya memesannya sudah sejak 12 Desember 2022 lalu secara pre order.
Sampai ketika sore selepas asar sidin menchat saya di WA. Katanya, bukunya sudah datang dari penerbitnya. Sidin dari Banjarbaru mau ke Banjarmasin mengantar buku-buku pesanan dan mengajak saya ketemuan.
Chat sidin berbarengan dengan bangunnya Salman. Mau saya balas nanti tidak fokus. Apalagi mumpung Salman masih mengumpulkan nyawa, adalah waktu yang tepat untuk menggunduli kepalanya.
Setelah selesai menggunduli Salman, mandi, salat, dan persiapan lainnya, saya mengecek hp. Ada chat lagi dari Bang Sandi: sudah di pal 5. Kemudian telepon berdering.
"Halo. Assalamu'alaikum," saya dan Bang Sandi sama-sama mengucap salam. Kemudian sama-sama menjawab salam.
"Ulun sudah di pal 5, mau ketemuan di mana?"
"Hmm. Di Kuliner Baiman aja gimana, Bang?"
"Di mana itu?"
"Di bawah flyover."
"Oh. Oke."
Saya, Emma dan Salman berangkat. Sekalian mau ke Kelayan, rumah kai nininya Salman.
"Ihhiiyy. Abah mau ketemu penulis," Emma berkata kepada Salman. Sidin juga pelukis, kata saya kepada Emma.
Ketika sudah dekat Kuliner Baiman saya menepi untuk mengecek hp. Ada chat dari Bang Sandi yang menginformasikan bahwa sidin sudah di Kuliner Baiman, pakai scoopy dan jaket hijau.
Kocak sekali, waktu baru sampai di Kuliner Baiman saya dan Emma melihat orang duduk di atas scoopy hitam dan jaket hijau bertulisan gojek. Saya sempat mengira sidin jadi gojek. Namun sekejap kemudian Emma berujar, ah, mungkin yang di ujung sana.
Dan benar, dii ujung sana Bang Sandi sedang duduk di atas scoopy menunggu saya. setelah menjawab salam dari saya, sidin mengeluarkan buku dan kartu pos dari tas selempang, lalu menyerahkannya kepada saya. Ditukar, kata saya. Dijual, kata Bang Sandi.
Entah kenapa melihat sidin memakai tes selempang itu saya jadi teringat dengan film Janji Joni. Sama-sama memakai tas selempang. Namun Joni di film Janji Joni mengantar film, sedangkan sidin mengantar buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar-komentar