Jumat, 02 Februari 2024

Melenguh Mengeluh

Bus BRT yang saya tumpangi berhenti di depan Halte BRT Masjid Hajjah Nuriyah, Banjarbaru. Saya turun lalu duduk di bangku halte. 

Hujan masih turun tetapi tidak terlalu lebat. Saya keluarkan bakpao mutiara isi kacang tanah dari dalam tas. Sisa sore semalam. Sudah saya panaskan setelah mandi. 

Waktu saya makan bakpaonya sudah dingin lagi. Tidak apa-apa. Karena masih lapar, saya keluarkan lagi 1 bakpao yang masih tersisa. Isinya cokelat dan sudah dingin. Saya makan sambil memperhatikan kendaraan lalu lalang. 

Saya keluarkan lagi sebotol air mineral 200 ml dari tas. Saya habiskan sebanyak kira-kira 110 ml sekadar untuk membasuh mulut setelah makan bakpao. Hujan belum juga reda. 

Saya keluarkan lagi buku yang saya baca sepanjang perjalanan bus. Buku Kapan Nanti karya Ziggy. Membaca buku di halte bus adalah pengalaman baru bagi saya. Ternyata seru juga membaca buku dengan  kendaraan lalu lalang sebagai suara latar. 

Kaum sapi suka melenguh, kata buku Kapan Nanti halaman 107. Kaum manusia suka mengeluh, kata saya dalam hati karena teringat dengan ayat ke-19 surah Al Ma'arij. Allah berfirman: "Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh." 

"Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah," terjemahan ayat lanjutannya, yaitu ayat ke-20. 

Namun ada pengecualian pada ayat ke-22, Allah berfirman: "kecuali orang-orang yang melaksanakan sholat."

Ketika saya selesai membaca Kapan Nanti hujan masih saja turun. Saya melamun sebentar. Kemudian memesan Gocar dengan tujuan ke tempat kerja. Ongkosnya 25.500 rupiah. Ketika mengobrol dengan sopir Gocar, saya baru tahu bahwa ongkos yang diterimanya kurang dari itu karena dapat potongan. Hmm. Hmm. Hmm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar-komentar