Kamis, 02 Januari 2025

Penebus Kesalahan

22 Desember 2024 lalu adalah Hari Ibu. Di saat orang-orang merayakannya dengan membuat postingan di media sosial, sementara saya membuat rambut saya menjadi gundul semi. 

Sudah kira-kira sepekan Salman sakit. Demam naik turun, kemudian naik lagi, lalu turun lagi, juga disertai batuk dan pilek. Obat batuk pilek sudah saya dan istri minumkan ke Salman. Namun sakitnya belum juga sembuh. 

Terlebih dia selalu tidak mau makan. Pagi itu saya tawari dia makan ketupat kandangan. Salman mengangguk. Lalu saya pergi ke warung. Beli ketupat kandangan untuk Salman dan nasi kuning untuk saya dan istri. 

Sesampainya di rumah saya ajak Salman ke dapur untuk makan ketupat kandangan. Dia duduk di kursi anggur kesukaannya. Baru saha ketupat saya suapkan ke mulutnya langsung dilepehnya. Tidak enak, pahit, katanya. 

Saya sedikit marah karena mulut dan bajunya jadi kotor. Saya coba ketupatnya, memang agak kurang enak. 

"Babah belikan nasi kuning yang enak ya," kata saya. 

"Iya.."

Saya pergi lagi ke warung nasi kuning. Kali ini agak lebih jauh dari rumah. Saya juga beli obat sirup penurun deman untuk anak-anak. Saat pulang menuju rumah saya melihat ada orang berjualan pundut nasi dan langsung menepi. Pundut nasi adalah salah satu kesukaan Salman. 

"Ini, babah belikan pundut nasi."

Suapan saya ke mulut Salman langsung dilepehnya lagi. Sontak emosi saya meninggi. Saya marahi dia. Kemudian obat penurun panas yang masih di dalam kotaknya saya banting ke lantai. Obat sirup dan pecahan botol kacanya berhamburan di lantai. 

Setelah memarahi Salman dan membanting obat, saya merasa tolol: 1) Salman sakit, tentu saja liurnya terasa pahit dan sulit menerima makanan; 2) Saya harus membersihkan kekacauan akibat ulah saya sendiri. 

Salman menangis dan diamankan mamanya ke kamar. Lebih dari setengah jam kemudian lantai sudah bersih kembali. Saya mandi. 

Di saat mandi saya merenungi kesalahan. Saya kira tidak cukup dengan hanya meminta maaf ke Salman. Saya lalu mengambil alat cukur yang disimpan di depan kamar mandi untuk menggunduli kepala saya sebagai penebus kesalahan, meski dengan itu wajah saya terlihat lebih tua tapi saya lega. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar-komentar