Teman saya Doddy mengomentari cerita saya bertajuk Menunggu Hujan Reda tempo lalu. "Kenapa pian beroko pas batuk? Wwkw" Tanyanya melalui pesan Whatsapp.
Pada cerita tersebut saya mengungkapkan bahwa bila saya sedang terserang batuk yang lama dan tak kunjung sembuh maka saya ke warung membeli Dji Sam Soe Premium. Rasa-rasanya tidak masuk akal, batuk malah mengisap rokok. Tetapi begitulah yang saya alami.
Sekitar 2 tahun yang lalu, yaitu awal tahun 2023, saya terserang batuk. Gejala awalnya seperti yang jamak diketahui adalah tenggorokan terasa gatal. Dilanjutkan batuk sekali-sekali. Lalu puncaknya batuk berkali-kali dan sering.
Beraktivitas terganggu. Tidur pun tak karuan. Hidup menjadi kurang menyenangkan. Apalagi bila jauh darimu. Akayahhh, ulai manggg! Tasandar pulang lakiannya.
Untuk mengatasinya saya mengonsumsi vitamin c, degirol, juga obat batuk yang saya lupa apa namanya. Sudah sebulan, batuk tak kunjung sembuh. Obat pun sudah habis. Saya lalu mencari-cari solusi di google. Akhirnya saya menemukan artikel di website mojok.co oleh Nanda Naradhipa: Alasan Dji Sam Soe Kretek Sering Dijadikan Alternatif Obat Batuk oleh Perokok.
Dari artikel tersebut saya tergerak untuk mencoba Dji Sam Soe kretek. Setelah berpikir berkali-kali, beberapa hari kemudian saya membelinya dengan niat menjadikannya obat.
Saya merokok bersama teman-teman di tempat kerja dengan perasaan canggung. Lepas merokok saya segera menyikat gigi lalu minum susu untuk menghilangkan rasa tidak nyaman di mulut. Ajaibnya, gatal di tenggorokan berkurang. Entah itu pengaruh tembakaunya yang sakti atau efek placebo.
Kata teman saya, Rahmadi, Dji Sam Soe Premium lebih enak karena lebih ringan ketika diisap. Sejak saat itu saya mengisap Dji Sam Soe Premium sebatang-dua batang untuk dijadikan pilihan terakhir bila cara lainnya belum mempan meredakan batuk. Tentu saja tidak selalu saya lakukan dan saya harus berpikir berkali-kali dulu, karena saya bukan perokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar-komentar