Sudah lama saya tidak mendengar kata mariaban. Akhir Juni lalu saya tergugah oleh postingan facebook Bang Sandi Firly-penulis buku dan juga founder asyikasyik.com. Dia memposting ulang postingan yang menandainya. Postingan tentang buku kumcer tiga penulis: Di Kedai Ini, Sebuah Kemalangan hanya Seharga Sebotol Anggur (Abdul Karim), Berburu Bulu Mariaban (Musa Bastara), dan Laki-laki Tidak Mati Dua Kali (Rafii Syihab).
Segera saya bertanya di mana membelinya. Bang Sandi menjawab dengan menandai Musa Bastara dan Rafii Syihab yang dibalas Rafii Syihab dengan: gasss.
Saya sempat ragu untuk membeli setelah tahu bahwa harganya 80 ribu. Cukup mahal untuk penulis yang tidak terkenal, atau setidaknya saya tidak mengenalnya. Kemudian terbesit pikiran, barangkali bukunya diterbitkan secara indie, masuk akal bila harganya begitu. Mariaban terus membayangi pikiran saya. Tanpa pikir panjang lagi, saya menuntaskan urusan jual beli buku Kiat-kiat Menyelesaikan Masalah Asmara dengan Rafii Syihab di whatsapp—yang kemudian saya simpan dengan nama piwi Gaskin, karena nama whatsapp dia tertulis piwi. Demi ikut dalam perburuan bulu mariaban.
Mariaban, nama hantu yang akrab di telinga saya semasa kanak-kanak dulu. Yang dijadikan bahan untuk menakut-nakuti: "Hayuu, di situ ada hantu mariaban." Hantu yang sangat tinggi dan sangat besar berbulu hitam lebat ini kemudian mengingatkan saya dengan beast titan, karakter antagonis pada anime Attack on Titan.
Saya sudah selesai membacanya. Hari Ahad tanggal 20 Juli 2025 mendatang akan ada Acara Bedah Buku kumcerpen Kiat-kiat Menyelesaikan Masalah Asmara. Sayang sekali, acaranya di Banjarbaru. Saya ingin turut hadir, tapi karena jauh, sepertinya saya akan lebih memilih berada di Banjarmasin saja. Bersama anak dan istri yang sepekan sekali bertemu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar-komentar