Rabu, 10 Desember 2025

Cerita Mangaradau

Masa kecil saya dipenuhi dengan cerita-cerita. Abah saya membelikan buku kumpulan cerita rakyat dari berbagai penjuru daerah di Indonesia, cerita 25 Nabi dan Rasul, komik-komik nabi, dan buku-buku lainnya. Dia juga suka membawa saya ke perpustakaan kota milik pemerintah. 


Di sekolah dasar, saat mendapat buku paket Bahasa Indonesia, saya selalu mencari-cari cerita pendek yang ada di dalamnya. Satu-satunya cerita yang saya ingat dulu adalah dongeng fabel Angkaro dan Tunturana, cerita persahabatan dua ekor kepiting. Namun saya lupa cerita detailnya bagaimana. Selain itu, ada komik Gareng dan Petruk karya Tatang S., komik nabi, komik Siksa Neraka, dan komik Taman Firdaus di Amang-amang jualan mainan. 


Di televisi, ada acara khusus dongeng untuk anak-anak. Sang pendongeng bercerita sambil menggambar di kertas putih besar dengan spidol hitam kepada anak-anak yang hadir di studio TVRI. Nama aslinya Drs. Suyadi, tapi akrab dipanggil sebagai Pak Raden. Dia pendongeng favorit saya. Dialah yang menciptakan Si Unyil. Tokoh fiktif legendaris. 


Belakangan ini Salman suka minta saya bercerita ketika mau tidur. Cerita tentang truk sampah, tentang ambulans, tentang polisi, tentang truk angkut, dan tentang banyak lagi. Sampai-sampai saya lelah bercerita. 


"Besok lagi ceritanya," seru saya berkali-kali. 


"Iya, ceritanya disimpan buat besok," jawabnya akhirnya. 


Sepertinya ini gara-gara mengikuti sepupunya, Shanum. Sabtu lalu saya menjaga Salman dan Shanum sementara istri saya dan oma mereka bertakziah. Shanum minta dibacakan buku cerita sebelum tidur siang. 


Sejak hari itu Salman minta diceritakan sesuatu terus sewaktu akan tidur malam. Saya bercerita saat dia mengedot susu. Saat lampu kamar berganti redup. Di lain waktu, dia meminta cerita saat di atas sepeda motor pulang ke rumah. Tidak apa-apa, ini kebiasaan yang bagus. Hanya saja saya jadi harus sering mangaradau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar-komentar