Sudah lama saya pinjam buku dari teman bernama Renny tetapi belum selesai juga membacanya. Awalnya kami saling meminjamkan buku, saya meminjami dia Kita Pergi Hari Ini dan dia meminjami saya Hidup Tenang. Buku saya sudah selesai dibaca dan dikembalikannya, sementara saya belum. Baca saja dulu sampai selesai, katanya. Oke baiklah, jawab saya.
Buku Renny sengaja saya tinggal di tempat kerja karena saya akan membaca buku yang lain waktu di rumah, kalau sempat. Ternyata di tempat kerja saya hanya sempat membaca satu judul bab di antara lima belas judul. Itu pun setelah jam pulang. Waktu itu saya membaca secara acak. Saya lupa bab ke berapa, tetapi saya ingat itu bab di pertengahan.
Entah kenapa hari ini saya ingin membacanya. Kebetulan peralatan kerja saya sedang bermasalah, saya jadi ada kesempatan membaca buku antologi ini. Saya baca mulai bab awal berjudul Bahagia, penulisnya bernama Saviera Yonita Hadi.
Berbeda dari bab pertengahan yang pernah dibaca sebelumnya, saya merasa biasa-biasa saja ketika membacanya, tetapi kali ini saya merasa lebih meresap di hati. Apalagi pada halaman 8 yang mencantumkan ayat 43 surah An-Najm: Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.
Ketika sampai pada halaman 16, tiba-tiba datang ke hadapan saya kabar yang tidak menyenangkan bagi saya. Saya berhenti membaca sebentar untuk mencerna kabar tersebut. Setelah benar-benar memahaminya, saya lanjut membaca. Saya buka halaman selanjutnya yaitu bab dua berjudul: Sedih, penulisnya bernama Labiqotul Fatiyasani.
Saya rasa ini adalah momennya untuk membaca buku ini sampai selesai. Kemudian saya putuskan untuk membawa buku Hidup Tenang pulang ke rumah. Saya akan menyempatkan untuk membacanya pada malam hari yang semakin dingin dan sunyi. Ketika itu perasaan menjadi lebih perasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar-komentar