Hujan masih belum berhenti turun di Tatah Belayung. Meski tidak sederas permulaan turun, tetap saja yang namanya hujan akan membasahi. Saya berdua Salman, inilah yang membuat saya tidak nekat menerobos hujan dengan dua tujuan: sekolah dia lalu halte bus.
Awalnya saya memutuskan bekerja di rumah saja dengan membiarkan Salman sendirian menonton youtube di kamar. Dia menurut. Saya nyalakan laptop. Lalu mengakses website tujuan saya bekerja. Setelah itu, saya tidak mengerjakan apa-apa. Pikiran saya melayang ke dalam kamar. Saya tidak bisa fokus bekerja sementara membiarkan Salman nonton sendirian.
Saya matikan laptop. Kemudian bersiap memakai sasirangan sembari menyuruh Salman mematikan tontonannya.
"Ayo kita siap-siap mau berangkat," seru saya. Salman mengangguk. Lalu dia saya pakaikan jas hujan.
Begitu sampai di sekolah Salman hujan hampir reda dan di hatle bus hujan benar-benar reda.
Di Terminal Gambut Barakat saya melihat bapak-bapak yang mengingatkan saya dengan ayah teman saya. Wajahnya mirip. Bapak itu naik bus yang juga saya tumpangi. Ternyata dia juga turun di halte yang sama: Halte Hajjah Nuriyah.
Bapak itu mendekati saya. Dia mengaku sebagai penemu. Tapi dari penampilannya tidak menunjukkan ilmuwan sama sekali.
"Penemu apa, Pak?" Tanya saya penasaran.
"Penemu keseimbangan motor," jawabnya.
Dia lalu menyerahkan selembar brosur promosi kepada saya. Dia memamerkan video dirinya sedang lepas tangan dan berdiri dia atas motor yang sedang melaju. Dia juga memperlihatkan foto-fotonya bertemu dengan orang-orang penting yang saya lupa namanya.
Saya curi kesempatan mengajaknya berfoto yang disambut dengan senang hati. Fotonya saya kirim ke istri saya untuk membuktikan bahwa dia memang mirip dengan Om Oyong. Dia juga mengungkapkan pernah diundang pada acara Hitam Putih Trans 7.
Karena tempat yang ditujunya dekat dengan kantor saya, saya ajak bareng saja naik Gocar.
"Gimana bayarnya?" Tanya Bapak Penemu.
"Gampang," seru saya.
Sesampainya di kantor, saya dan Ferdi mencari tayangan Hitam Putih 27 Februari 2017 di Youtube. Benar saja, namanya Heru, duduk mengenakan kemeja biru di hadapan Deddy Corbuzier.
Saya ingin membawa Beat Karbu saya ke bengkel Pak Heru. Sayangnya, bengkelnya berada di Jogja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar-komentar