Senin, 22 September 2025

Mainan Kertas

Salman anak pintar. Begitu katanya bila ditanya: Salman anak siapa? Kecuali bila ditanyakan kepadanya, Salman anak babah siapa? Dia akan menjawab, anak Babah Lana. Begitu juga bila ditanyakan kepadanya, Salman anak mama siapa? Maka jawabnya adalah anak mama Emma. 

Benar, Salman anak pintar. Bukan karena saya orangtuanya lantas memujinya. Dia memang pintar. Pintar menghargai sesuatu yang saya menganggapnya remeh. Meski terkadang juga menyebalkan. Seperti bila disuruh atau dimintai tolong tidak langsung dilakukan. Bisa tantrum di tempat umum bila mengantuk dan lapar. Tapi kan dia masih kanak-kanak 3 tahun. Masih banyak sekali yang belum dia mengerti soal dunia. Tapi juga dia berbuat begitu hasil dari meniru kan? 


Malam ahad tadi dia minta buatkan pesawat dari kertas catatan yang tersedia di kamar hotel. Kami bermalam di Banjarbaru sejak malam sabtu. Kalau pesawat, dengan mudah saya membuatnya. Hanya sepuluh detik pesawat kertas buatan saya sudah jadi.


Kemudian Salman minta buatkan mobil polisi. Saya katakan tidak bisa. Tapi dia menolak penolakan saya. Dua puluh detik kemudian saya punya ide. Kertas tersisa saya buat jadi kotak. Saya gambar dua buah setengah lingkaran di sisi kanan dan kiri untuk dianggap sebagai rodanya. Ketika saya bilang itu adalah mobil polisi, Salman senang lalu memainkannya. 


Sewaktu berkemas untuk pulang, Salman meminta pesawat dan mobil polisi buatan saya juga dibawa pulang. Sesampainya di rumah, Salman langsung mencari mainan buatan saya dan memainkannya. 


Sore pukul 5 dia tertidur setelah menangis pengin ninin alias minum susu tapi tidak dikasih karena tidak makan nasi sepanjang siang. Dia terbangun pada waktu magrib. 


Salman melihat saya duduk di lantai bersadar pada dinding. Kemudian mendatangi saya lalu bertanya, "Di mana pesawat dan mobil polisi Salman?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar-komentar